Iklan

Kamis, 27 September 2018

KONDISI MASYARAKAT ARAB JAHILIYAH PRA ISLAM [PART 2]



B.  Kondisi Ekonomi

          Kondisi sosial di atas berimbas kepada kondisi ekonomi. Hal ini diperjelas dengan melihat cara dan gaya hidup bagsa Arab. Berniaga merupakan sarana terbesar mereka dalam menggapai kebutuhan hidup, namu begitu, roda perniagaan tidak akan setabil kecuali jika keamanaan dan kedamaian membarenginya. Tetapi, kedua situasi tersebut lenyap dari Jazirah Arab kecuali pada bulan-bulan haram saja. Dalam bulan-bulan inilah pasar-pasar Arab terkenal seperti Ukazh, Dzul Majaz, Majinnah, dan lainnya beroperasi.

         Dalam kegiatan industri, mereka termasuk bangsa yang amat jauh jangkauannya dalam hal itu. Sebagian besar hasil perindustrian yang ada di kalangan bangsa Arab hanyalah berupa tenunan, samak kulit binatang, dan lainnya. Kegiatan ini ada pada masyarakat Yaman, Hirah, dan pinggiran kota Syam. Benar, di kawasan domestik Jazirah ada sedikit industri bercocok tanam, menbajak sawah, dan beternak kambing, sapi serta unta. Kaum wanita rata-rata menekuni seni memintal. Namun, barang-barang tersebut sewaktu-waktu dapat menjadi sasaran peperangan. Kemiskinan, kelaparan, serta kehidupan papa menyelimuti masyarakat. 

Bersambung ke Part 3
Tekan👇

Senin, 24 September 2018

Proses Pendidikan Tahapan dan Tugas Perkembangan


A.    ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Kesatupaduan kepribadian ini sebenarnya sukar dipisahkan, tapi untuk sekedar membantu mempermudah mempelajari dan memahaminya, pembahasan aspek demi aspek biasa dilakukan. 
             1.      Aspek fisik dan motorik
Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran sisik bayi berkembang. Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya, telah menjadi anak kecil yang bisa duduk, merangkak berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang, dan mempermainkan benda.
             2.      Aspek sosial
Diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun), lebih pesat pada masa anak sekolah (usia 11-12 tahun), dan sangat pesat pada masa remaja (usia 16-18 tahun).
             3.      Aspek kognitif atau intelektual
Diawali perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana, pemahaman dan pemecahan berkembang pesat pada masa mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun), berkembang konstan puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun). Para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17 atau 18 tahun tidak ada peningkatan kemampuan lagi yang ada hanyalah pengayaan, pendalaman dan perluasan wawasan.
            4.      Aspek bahasa
Berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan meraba. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan alat untuk berpikir. Berpikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan. Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu: bahasa. Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan bahasa berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar, dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja.
           5.      Aspek emosi atau perasaan
Berjalan konstan kecuali pada masa remaja awal (usia 13-14 tahun) dan remaja tengah (usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diseling-seling dengan rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Kalau pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua, ambivalen si, maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap relatif mapan.
           6.      Aspek moral dan keagamaan
Juga berkembang sejak kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena menurut, baru kemudian menjadi perbuatan atau prakarsa sendiri.

B.     TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1.      Tugas – tugas perkembangan peserta didik masa anak-anak
a.       Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik
b.      Membina hidup sehat
c.       Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
d.      Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
e.       Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
f.       Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif
g.      Mencapai kemandirian pribadi
2.      Tugas – tugas perkembangan peserta didik masa remaja
a.       Terjadi ketidakseimbangan  proporsi tinggi dan berat badan
b.      Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder
c.       Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
d.      Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau normadegan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa
e.       Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan
f.       Reaksi dan ekspresi emosi masih labil

C.     TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK  PESERTA DIDIK
1.      Tahap sensori-motor (0-2), inteligensia sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang bermanfaat untuk berlajar mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
2.      Tahap pra operasional (2-7) pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang objek permanen. Artinya, anak tersebut sudahkah memiliki yang harus ada tau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi.
3.      Tahap konret-operasional (7-11) pada periode dotanfia oleh adanya tambahan kemampuannya yang disebut  system of operation ( satuan langkah berfikir)  bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya
4.      Tahap formal-operasional (11-dewasa) pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara berurutan dua raagam kemampuan kognitif yaitu : kapasitas menggunakan hipotesis ; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang respon dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

Sumber Buku Landasan psikologi proses pendidikan  (prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata )


Sabtu, 22 September 2018

KONDISI MASYARAKAT ARAB JAHILIYAH PRA ISLAM


A.  Kondisi Sosial

     Terdapat beragam klasifikasi dalam tatanan masyarakta Arab, di mana antara sattu dengan yang lainnya, kondisinya berbeda-beda. Hubungan seorang laki-laki dengan keluarganya di lapisan kaum bangsawan mendapat kedudukan yang amat terpandang dan tinggi, kemerdekaan berkehendak dan pendapat yang mesti didengar mendapatkan porsi terbesar. Hubungan ini selalu dihormati dan dijaga sekalipun dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah.

     Jika seorang laki-laki yang ingin dipuji karena kemurahan hati dan keberaniannya di mata orang Arab, hendaklah waktunya yang banyak hanya dipergunakan untuk berbicara dengan wanita. Jika seorang wanita menghendaki, dia dapat mengumpulkan suku-suku untuk kepentingan perdamaian, namun juga dapat menyulut api peperangan di antara mereka. Meskipun demikian, tak dapat disangkal lagi bahwa seorang laki-laki adalah kepala keluarga dan yang menentukan sikap di dalamnnya. Hubungan antara laki-laki dan wanita yang berlangsung melalui akad nikah dan diawasi oleh para walinya (wanita). Seorang wanita tidak memiliki hak untuk menggurui mereka. 

   Sementara kondisi kaum bangsawan demikian, kondisi yang dialami oleh lapisan masyarakat lainnya amat berbeda. Terdapat beragam gaya hidup yang bercampar baur antara kaum laki-laki dan wanita. Kami hanya bisa mengatakan bahwa semuanya adalah berupa pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah, dan perbuatan keji. 

     Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa pernikahan pada masa Jahiliyah terdiri dari empat macam:

     1.  Pernikahan seperti pernikahan orang sekarang; yaitu seorang laki-laki mendatangi laki-laki yang lain dan melamar wanita yang di bawah perwaliannya atau anank perempuannya, kemudian dia menentukan maharnya dan menikahkannya. 

     2.  Seorang laki-laki berkata kepada istrinya ketika ia sudah suci dari haidnya, "Pergilah kepada si fulan dan bersenggamalah dengannya", kemudian setelah itu, istrinya ini ia tinggalkan dan tidak ia sentuh selamanya hingga tampak tanda kehamilannya dari laki-laki tersebut. Dan bila tampak tanda kehamilannya, bila si suaminya masih berselera kepadanya, maka dia akan menggaulinya. Hal tersebut dilakukan hanyalah lantaran ingin mendapatkan anak yang pintar. Pernikahan ini dinamakan dengan nikah istibdha.'

     3.  Sekelompok orang dalam jumlah yang kurang dari sepuluh berkumpul, kemudian mendatangi seorang wanita dan masing-masing menggaulinya. Jika wanita ini hamil dan melahirkan, kemudian setelah berlalu beberapa malam dari melahirkan, dia mengutus kepada mereka (sekelompok orang tadi), maka ketika itu tak seorang pun dari mereka yang dapat mengelak hingga semuanya berkumpul kembali dengannya, lalu si wanita ini berkata kepada mereka, "Kalian telah mengetahui apa yang telah kalian lakukan dan aku sekarang telah melahirkan, dan dia ini adalah anakmu, wahai si fulan!" Dia menyebutkan nama laki-laki yang dia senangi dari mereka, maka anaknya dinasabkan kepadanya. 

     4.  Banyak laki-laki mendatangi seorang wanita sedangkan si wanitia ini tidak menolak sedikit pun kepada siapapun yang mendatanginya. Mereka ini adalah para pelacur. Di pintu-pintu rumah mereka ditancapkan bendera yang menjadi simbol mereka dan siapapun yang menghendaki mereka maka dia bisa masuk. Jika dia hamil dan melahirkan, laki-laki yang pernah mendatanginya tersebut lalu mengundang ahli pelacak (Al-Qafah) kemudian si ahli ini menentukan nasab si anak tersebut kepada siapa yang mereka cocokkan ada kemiripannya dengan si anak lantas dipanggillah si anak tersebut sebagai anaknya. Dalam hal ini, si laki-laki yang ditunjuk ini tidak boleh menyangkal.

     Ketika Allah Mengutus Nabi Muhammad, beliau menghapus semua bentuk pernikahan kaum Jahiliyah tersebut dan menggantikannya dengan pernikahan cara Islam yang berlaku saat ini. Dalam tradisi mereka, antara laki-laki dan wanita harus selalu berkumpul bersama dan diadakan di bawah kilauan ketajaman mata pedang dan hulu-hulu tombak. Pemenang dalam perang antarsuku berhak menyandera wanita-wanita suku yang kalah dan menghalalkannya. Anak-anak yang ibunya mendapat perlakuan semacam ini akan mendapatkan kehinaan semasa hidupnya. 

     Kaum Jahiliyah terkenal dengan kehidupan dengan banyak istri tanpa batasan tertentu. Mereka mengawini dua bersaudara, mereka juga mengawini istri bapak-bapak mereka bila telah ditalak atau karena ditinggal mati oleh bapak mereka. Hak menalak ada pada kaum laki-laki dan tidak ada batasan tertentu serta diperbolehkan rujuk meski istri telah ditalak lebih dari tiga kali. 

     Perbuatan zina merata pada setiap lapisan masyarakat. Tidak dapat kita mengkhususkan hal itu kepada satu lapisan tanpa menyentuh lapisan yang lainnya. Ada sekelompok laki-laki dan wanita yang terkecuali dari hal tersebut. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa besar dan menolak keterjurumusan dalam lumpur kehinaan. Wanita-wanita merdeka kondisinya lebih bagus dari kondisi para budak wanita. Kondisi mereka (budak wanita) sangat parah. 

     Mayoritas kaum Jahiliyah sepertinya tidak merasakan keteerjerumusan dalam perbuatan keji semacam itu menjadi suatu aib bagi mereka. 

    Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata: Seorang laki-laki berdiri sembari berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya si fulan anakku dari hasil perzinaankku dengan seorang budak wanita pada masa Jahiliyah. Rasulullah saw, kemudian bersabda:

"Tidak ada dakwaan dalam islam (yang berkaitan dengan masa Jahiliyah). Urusan yang terkait dengan masa Jahiliyah telah lenyap. Seorang anak adalah dari hasil ranjang (dinasabkan kepada orang yang menidurinya), sedangkan kehinaan adalah hanya bagi wanita pezina."

       Tentang hal ini ada kisah yang amat terkenal yang terjadi antara Sa'ad bin Abi Waqqash dan Abdu bin Zam'ah dalam mempersoalkan nasab anak dari budak wanita Zam'ah, yaitu 'Abdur Rahman bin Zam'ah.

        Adapun hubungan antara seorang bapak dan anak-anaknya, amat berbeda-beda; di antara mereka ada yang menguraikan rangkaian bait:

Sungguh kehadiran anak-anak di tengah kami
Merupakan jantung-jantung kami yang berjalan di atas bumi

          Di antara mereka, ada yang mengubur hidup-hidup anak-anak wanita mereka karena takut malu dan enggan menafkahinya. Anak laki-laki dibunuh lantaran takut menjadi fakir dan melarat. (Lihat: Al-An'am: 151, An-Nahl: 58-59, Al-Isra': 31, dan At-Takwir: 8).

      Namun kita tidak bisa menganggap bahwa apa yang termaktub dalam ayat-ayat di atas telah mencerminkan moral yang berlaku umum di masyarakat. Di sisi lain, mereka justru sangat mengharapkan anak laki-laki untuk dapat membentengi diri mereka dari serangan musuh.

        Adapun pergaulan antara seorang laki-laki dengan saudaranya, anak-anak paman dan kerabatnya sangat kental dan kuat. Mereka hidup dan mati demi fanatisme kesukuan. Semangat untuk bersatu begitu menbudaya antar sesama suku yang menambah rasa fanatisme tersebut. Bahkan prinsip yang dipakai dalam sistem sosial adalah fanatisme rasial dan hubungan tali rahim. Mereka hidup di bawah semboyan yang bertutur, "Tolonglah saudaramu baik dia berbuat zalim ataupun dizalimi."

        Mereka menerapkan semboyan ini sebagaimana adanya, tidak seperti arti yang sudah diralat oleh Islam yaitu menolong orang yang berbuat zalim maksdunya mencegahnya melakukan perbuatan itu. Meskipun begitu, perseteruan dan persaingan dalam memperebutkan martabat dan kepemimpinan sering kali mengakibatkan perang antar suku yang masih memiliki hubungan sebapak. Kita dapat melihat fenomena tersebut pada apa yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj, 'Abs dan Dzibyam, Bakar dan Taghlib, dan lain-lain.

      Di sisi lain, hubungan yang terjadi antar suku yang berbeda-beda benar-benar berantakan. Kekuatan yang ada mereka gunakan untuk berjibaku dalam peperangan. Hanya saja, adakalanya rasa sungkan serta rasa takut mereka terhadap sebagian tradisi dan kebiasaan bersama yang sudah ada dan berlaku antara ajaran agama dan khurafat sedikit mengurangi deras dan kerasnya genderang perseteruan tersebut. Dan dalam kondisi tertentu, loyalitas, persekutuan, dan subordinasi yang terjalin menyebabkan antar suku yang berbeda berangkul dan bersatu. Dan satu-satunya yang merupakan rahmat dan penolong bagi mereka adalah adanya bulan-bulan yang diharamkan berperang, sehingga mereka dapat menghirup kehidupan dan mencari rezeki guna kebutuhan sehari-hari.

         Ringkasnya, kondisi sosial yang berlaku di masyarakat Jahiliyah benar-benar rapuh dan dalam kebutaan. Kebodohan mencapai puncaknya dan khurafat merajalela di mana-mana. Orang-orang hidup layaknya binatang ternak. Wanita diperjual-belikan bahkan kadang-kadang diperlakukan bak benda mati. Hubungan antar umat sangat lemah, sementara setiap ada pemerintahan maka ujung-ujungnya hanyalah untuk mengisi gudang kekayaan mereka yang diambil dari rakyat atau menggiring mereka untuk berperang melawan musuh-musuh yang mengancam kekuasaan mereka.

Bersambung ke Part 2
Tekan👇

Selasa, 18 September 2018

Nasab Nabi Muhammad SAW Sampai Nabi Adam AS

Nasab Nabi Muhammad SAW Sampai Nabi Adam AS

A.  Pengertian Nasab

      Secara istilah, Nasab adalah keturunan atau ikatan keluarga sebagai hubungan darah, baik karena hubungan darah ke atas (bapak, kakek, ibu, nenek, dan seterusnya), ke bawah (anak, cucu, dan seterusnya), maupun ke samping (saudara, paman, bibi, dan lain sebagainya).

B.  Nasab Nabi Muhammad saw., sampai Nabi Adam as.

     Ada tiga bagian tentang nasab Nabi saw., yaitu:
     1.  Bagian yang disepakati kebenarannya oleh para pakar sirah dan nasab, yaitu sampai Adnan.

Muhammad 
bin Abdullah 
bin Abdul Muthalib 
bin Hisyam 
bin Abdu Manaf 
bin Qushay 
bin Kilab 
bin Murrah 
bin Ka'ab 
bin Lu'ay 
bin Ghalib 
bin Fihr (Quraisy
bin Malik 
bin Nadhr 
bin Qinanah 
bin Khuzaimah 
bin Mudrikah 
bin Ilyas 
bin Mudhar 
bin Nizar 
bin Ma'ad 
bin Adnan.

     2.  Bagian yang mereka perselisihkan, yaitu antara nasab yang tidak diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, tepatnya Adnan ke atas hingga Ibrahim as.

Adnan 
bin Ud 
bin Hamaisa' 
bin Salaman 
bin Aush
bin Bauz 
bin Qimwal
bin Ubay
bin Awwam 
bin Nasyid
bin Haza 
bin Baldas
bin Yadlaf
bin Thabikh
bin Jahim
bin Nahisy
bin Makhy
bin Aidh
bin Abqar
bin Ubaid 
bin Ad-Da'a 
bin Hamdan
bin Sinbar
bin Yatsriby
bin Yaluan
bin Yalhan 
bin Ar'awy
bin Aidh 
bin Daisyan 
bin Aishar 
bin afnad 
bin Aiham
bin Muqshir
bin Nahits 
bin Zarih 
bin Sumay
bin Muzay 
bin Iwadhah
bin Aram
bin Qaidar 
bin Ismail
bin Ibrahim

     3.  Bagian yang sama sekali tidak kita ragukan bahwa di dalamnya ada hal-hal yang tidak benar, yaitu dari Ibrahim as., sampai Adam as.

Ibrahim
bin Tarih 
bin Nahur
bin Saru' 
bin Ra'u
bin Falakh
bin Aibar
bin Syalakh
bin Arfakhsyad
bin Sam
bin Nuh
bin Lamk
bin Matausyalakh
bin Idris
bin Yard
bin Mahla'il
bin Qainan
bin Yanisya
bin Syits
bin Adam as.


Sumber dari buku "Sirah Nabawiyah" Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri
Ensiklopedi Indonesia Jilid 4. (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve. 1994) 2337


Sabtu, 15 September 2018

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Keberkahan [PART 2]

        Akhirnya kami serombongan tiba di Mekkah dan kami langsung mencari bayi yang bisa kami susui. Setiap wanita dari rombongan kami yang ditawari Rasulullah saw, pasti menolaknya, setelah tahu bahwa beliau adalah anak yatim. Tidak mengherankan, karena kami memang mengharapkan imbalan yang cukup memadai dari bapak bayi yang hendak kami susui. Kami semua berkata, 'Dia adalah anak yatim.' Tidak ada pilihan bagi ibu dan kakek beliau saw, karena kami tidak menyukai keadaan seperti itu. 

         Setiap wanita dari rombongan kami sudah mendapatkan bayi yang disusuinya, kecuali aku sendiri. Tatkala kami sudah siap-siap untuk kembali, aku berkata kepada suamiku, 'Demi Allah, aku tidak ingin kembali bersama wanita teman-temanku tanpa membawa bayi yang kususui. Demi Allah, aku akan benar-benar mendatangi anak yatim itu dan membawanya.' Suaminya menjawab, 'Jangan lakukan itu.' Aku pun berkata, 'Mudah-mudahan Allah memberkahi kita dengan mengambil anak itu'.

         Halimah melanjutkan kisahnya, "Aku pun pergi menemui bayi itu (Rasulullah saw) dan aku siap membawanya. Tatkala menggendongnya seakan-akan aku tidak merasa repot karena mendapat beban yang lain. Aku segera menghampiri hewan tungganganku, dan tatkala putingku kusodorkan kepadanya, bayi itu bisa meminum air susu sesukanya dan meminumnya hingga kenyang. Anak kandungku sendiri juga bisa meminum air susu sepuasnya hingga kenyang, setelah itu keduanya tertidur pulas. Padahal, sebelum itu kami tidak pernah tidur sedikit pun karena mengurus bayi kami. Kemudian suamiku menghampiri untanya yang sudah tua, ternyata air susunya menjadi penuh, maka kami memerahya. Suamiku bisa meminum air susu unta tua kami, begitu pula aku, hingga kami benar-benar kenyang. Malam itu adalah malam yang terasa paling indah bagi kami."

          Esok harinya suamiku berkata kepadaku. "Demi Allah, tahukah engkau wahai Halimah, engkau telah mengambil satu jiwa yang penuh berkah." Halimah pu berkata, "Demi Allah, aku pun berharap yang demikian itu."         

        Halimah As-Sa'diyah melanjutkan penuturannya, "Kemudian kami pun siap-siap pergi dan aku menunggang keledaiku. Semua bawaan kami juga kunaikkan bersamaku di atas punggungnya. Demi Allah, setelah kami menempuh perjalanan cukup jauh, tentulah keledai-keledai mereka tidak akan mampu mambawa beban seperti yang aku bebankan di atas punggung keledaiku. Sehingga teman-temanku berkata kepadaku, 'Wahai putri Abu Dzu'aib, celaka engkau! Tunggulah kami! Bukankah ini adalah keledai yang pernah engkau bawa bersama kita dulu?' Halimah berkata, "Demi Allah, begitulah. Ini adalah keledaiku dulu." Mereka berkata, "Demi Allah, keledaimu kini bertambah perkasa."

          Kami pun tiba di tempat tinggal kami di daerah Bani Sa'ad bin Bakar. Aku tidak pernah melihat sepetak tanah pun milik kami yang lebih subur saat itu. Domba-domba kami datang menyongsong kedatangan kami dalam keadaan kenyang  dan air susunya juga berisi penuh, sehingga kami bisa memerahnya dan meminumnya. Sementara setiap orang yang memerah air susu hewannya sama sekali tidak mengeluarkan air susu walau setetes pun dan kelenjar susunya juga kempes, sehingga mereka berkata garang kepada para penggembalanya, "Celakalah kalian! Lepaskanlah hewan gembalaannya kalian seperti yang dilakukan gembala putri Abu Dzu'aib." 

          Namun domba-domba mereka pulang ke rumah tetap dalam keadaan lapar dan tidak ada setetes pun mengeluarkan air susu. Sementara domba-dombaku pulang dalam keadaaan kenyang dan kelenjar susunya berisi penuh. Kami senantiasa mendapatkan tambhaan berkah dari Allah selama dua tahun menyusui anak susuan kami. Lalu kami menyapihnya. Dia tumbuh dengan baik, tidak seperti bayi-bayi yang lain. Bahkan sebelum usia dua tahun pun dia sudah tumbuh pesat.

        Kemudian kami membawanya kepada ibunya, meskipun kami masih berharap agar anak itu tetap berada di tengah-tengah kami, karena kami bisa merasakan berkahnya. Maka kami menyampaikan niat ini kepada ibunya. Aku berkata kepadanya, "Andaikan saja engkau sudi membiarkan anakmu ini tetap bersama kami hingga menjadi besar, karena aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Mekkah. " Kami terus-menerus merayu ibunya agar dia berkenan mengembalikan anak itu tinggal bersama kami.

        Begitulah Rasulullah saw, tingal di tengah-tengah Bani Sa'ad bin Bakar, hingga tatkala beliau berumur empat atau lima tahun terjadi peristiwa pembelahan dada beliau.

SELESAI





Sumber dari buku "Sirah Nabawiyah" Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri

Jumat, 14 September 2018

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Keberkahan


      Rasulullah saw., dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Mekkah pada Senin pagi, 9 Rabi'ul Awwal, permulaan tahun dari Peristiwa Gajah, dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, berdasarkan penelitian ulama besar Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya.

     Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah saw., berkata, "Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam." Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Irbadh bin Sariyah, yang isinya mirip dengan riwayat tersebut.

    Diriwayatkan juga bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat kelahiran Beliau yaitu runtuhnya empat belas balkon istana Kisra, padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke dalam tanah. Peristiwa-peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, namun Muhammad Al-Ghazali tidak mengakuinya.

      Setelah Aminah melahirkan, dia mengirim utusan ke tempat mertuanya, Abdul Muthalib, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya. Abdul Muthalib pun datang dengan perasaan suka cita, lalu membawa beliau kedalam Ka'bah, seraya berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dia memilih nama Muhammad (nama ini belum dikenal bangsa Arab) bagi beliau. Beliau dikhitan pada hari ketujuh, seperti yang biasa dilakukan orang-orang Arab.

        Wanita yang pertama kali menyusui beliau setelah ibundanya adalah Tsuwaibah - dia adalah seorang hamba sahaya Abu Lahab - yang kebetulan sedang menyusui anaknya yang bernama Masruh. Sebelumnya, wanita ini juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib. Setelah itu dia menyusui Abu Salamah bin Abdul Asad Al-Makhzumi.

       Tradisi yang berjalan dikalangan bangsa Arab relatif sudah maju, dimana mereka mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya. Tujuannya adalah menjauhkan anak-anak mereka dari penyakit yang biasa menjalar di daerah yang sudah maju, agar tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab. Maka Abdul Muthalib mencari para wanita yang bisa menyusui beliau. Dia meminta kepada seorang wanita dari Bani Sa'ad bin Bakar agar menyusui beliau, Halimah binti Abu Dzu'aib, dengan didampingi suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza yang berjulukan Abu Kabsyah dari kabilah yang sama.

       Saudara-saudara sepersusuan Rasulullah saw, adalah Abdullah bin Harits, Unaisah binti Al-Harits, Hadzafah atau Jadzafah binti Al-Harits. Selain menyusui Rasulullah saw, Halimah juga menyusui Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthalib, anak paman atau sepupu Rasulullah saw,.

        Paman beliau saw, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib juga disusui di Bani Sa'ad bin Bakar. Suatu hari ibu susuan Rasulullah saw, juga pernah menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib selagi beliau masih dalam susuannya. Dengan demikian, Hamzah adalah saudara sepersusuan Rasulullah saw, dari dua pihak, yaitu dari Tsuwaibah dan Halimah As-Sa'diyah.

         Halimah As-Sa'diyah bisa merasakan keberkahan yang dibawa oleh Rasulullah saw, sehingga mengundang decak kekaguman. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq yang mengisahkan bahwa Halimah pernah kelluar bersama dengan suami dan anak yang disusuinya, serta beberapa wanita dari Bani Sa'ad. Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui.

        Dia berkata, "Itu terjadi pada masa paceklik, tidak banyak kekayaan yang tersisa. Aku pergi sambil naik keledai betina berwarna putih milik kami dan seekor unta yang sudah tua dan tidak bisa diambi air susunya lagi walau setetes pun. Sepanjang malam kami tidak pernah tidur, karena harus meninabobokan bayi kami yang terus menangis karena kelaparan. Air susuku juga tidak bisa diharapkan, sekaliipun kami masih mengharapkan adanya uluran tangan dan jalan keluar. Aku pun pergi sambil menunggangi keledai betina milik kami dan hampir tidak pernah turun dari punggungnya, sehingga keledai itu semakin lemah kondisinya.

Bersambung ke Part 2
Tekan👇







Sumber dari buku "Sirah Nabawiyah" Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri

Rabu, 12 September 2018

Harga Tiket Masuk Tebing Keraton Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda


Tebing Keraton-Satria

Tebing Keraton-Satria
Satria
Tebing Keraton-Satria


Rute Menuju Tebing Keraton


           Tebing Keraton berlokasi di Kampung Cihargem Puncak, Desa Ciburial, Dago, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

          Jika Anda berada di pusat kota Bandung, bertolaklah ke arah Dago Pakar, menyusuri jalan Ir. H. Djuanda dan jalan Pakar Kulon hingga sampai di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Setelah Sampai di pintu gerbang Tahura Ir. H. Djuanda, beloklah ke kanan. Anda akan melewati rumah-rumah besar dan perkampungan. Tak beberapa lama kemudian, Anda akan tiba di Cafe D'Pakar dan setelah melewatinya Anda akan disambut dengan baliho besar bertuliskan "Warung Bandrek". Tidak jauh dari situ terdapat tempat parkir khusus mobil, kemudian Anda harus berjalan naik sekitar 1,5 kilometer untuk sampai di pintu masuk Tebing Keraton (disarankan menggunakan sepeda motor).

Harga Tiket Masuk dan Biaya Parkir Kendaraan


    Untuk menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya Tebing Keraton, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000 yang sudah termasuk asuransi. Murah bukan? Sangat terbayar dengan pemandangan hutan yang hijau beserta gunung-gunung yang mengelilinginya ditambah udara segar khas pegunungan. Sangat cocok untuk Anda yang ingin menghilangkan suntuk setelah kuliah atau bekerja tanpa harus mendaki gunung yang tinggi.


Biaya parkir :
  -  Mobil : Rp. 10.000
  -  Motor : Rp. 5.000


Tips Wisata



1.  Menggunakan Sepeda Motor

     Sangat disarankan untuk Anda yang ingin berwisata ke Tebing Keraton, alangkah baiknya menggunakan kendaraan bermotor. Karena jika menggunakan mobil, Anda harus berjalan kaki atau dengan menggunakan jasa ojek konvensional sejauh 1,5 Kilometer untuk sampai di pintu masuk Tebing Keraton. Hal itu tentu tidak masalah jika Anda ingin berolahraga menyusuri jalan. Kondisi jalan yang terjal dan sangat rusak tidak memungkinkan untuk mobil masuk, oleh karena itu parkir mobil berada di bawah berdekatan Warung Bandrek berada.
2.  Mengenakan jaket
     Ketika sampai di atas tebing memang kita akan merasakan sejuknya udara sekitar. Tapi jangan salah, lama-kelamaan sejuknya bisa menjadi dingin loh! Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan suhu di Bandung sih tidak apa-apa, tapi bagi yang belum terbiasa sebaiknya membawa jaket untuk berjaga-jaga ketika suhu mulai turun.
3.  Membawa bekal dari rumah
     "Bukan tempat wisata namanya kalau makanan disana tidak mahal" itulah ungkapan yang sering kita dengar tentang tempat wisata. Tidak dapat dipungkiri, hal ini merupakan sebuah realita yang telah menjadi momok menakutkan bagi para wisatawan kantong tipis, khususnya musuh alami bagi mahasiswa rantau hehe. Untuk itu bawalah bekal sendiri dan air mineral dari rumah untuk menghemat pengeluaran. Karena sudah dipastikan harga makanan dan minuman disana bisa lebih mahal dibanding harga biasanya, mungkin karena lokasi yang cukup sulit terjangkau jadinya mahal wkwk.
4.  Selalu berdoa kepada Tuhan YME
     Berdoa merupakan perbuatan yang harus dilakukan kapanpun dan dimanapun kita berada, tidak terkecuali ketika kita berada ditempat wisata alam. Memohon perlindungan kepada Tuhan YME menjadikan kita optimis dalam menaklukan Tebing Keraton. Sehingga timbullah perasaan aman dan tentram di dalam hati. 
      

Sabtu, 08 September 2018

Pergaulan Bebas dan Maraknya Pergaulan Bebas di Indonesia


PERGAULAN BEBAS



A.    Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Sedangkan pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu, atau dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan.
Hakekatnya pergaulan merupakan hak setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

B.     Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia: 
1.      Faktor agama
Faktor agama berkaitan dengan tingkat keyakinan dan iman yang dimiliki dalam diri seseorang. Yang mana, tingkat keyakinan dan iman yang dimiliki bergantung pada pengetahuan yang diketahui serta tertanam di dalam diri seseorang tersebut. Remaja dengan tingkat pengetahuan agama yang kurang kebanyakan tidak mengetahui tentang ajaran agama apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, serta hukuman apa yang setimpal dengan perbuatannya.  

2.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi keluarga, teman, tetangga maupun orang lain yang tidak dikenal sekalipun dalam lingkup kehidupan. Berikut ini ada berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pergaulan anak remaja :
a.       Keluarga.
Lingkungan keluarga biasanya menjadi faktor awal yang bisa menjadi penyebab kaum remaja terjebak ke dalam pergaulan bebas, seperti perceraian orang tua (broken home) dan berbagai masalah di dalam rumah lainnya. Yang mana, biasanya menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan sehingga mengakibatkan salah bergaul dengan hal-hal yang negatif di luar rumah.
b.      Pergaulan.
Faktor berikutnya berasal dari lingkungan pergaulan meliputi teman, tetangga, dan orang di luar kalangan keluarga. Hal ini terjadi disebabkan karena salah memiliki teman dalam bergaul yang dialami remaja, di mana emosinya masih lebih mementingkan kesenangan entah yang positif maupun negatif.
3.      Perubahan zaman
Faktor perubahan zaman biasanya berkaitan kuat dengan berbagai hal, seperti perkembangan teknologi yang pesat dan cepat. Faktor ini juga merupakan sesuatu yang kuat dalam menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Yang mana, pada zaman sekarang ini banyak sekali media seperti handphone dan internet yang semakin memudahkan semua orang dalam melakukan serta mengakses berbagai hal termasuk kalangan remaja.
Hal negatif yang merupakan bagian dari faktor penyebab pergaulan bebas misalnya adalah mudahnya mengakses dan bebasnya mengakses terhadap tayangan-tayangan yang tidak semestinya dilihat oleh kalangan remaja. Namun karena adanya rasa keingintahuan yang besar dan belum diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni akan mengakibatkan remaja untuk tetap mengakses hal yang tidak semestinya dilihat tersebut. Oleh karena itu, faktor agama, lingkungan, dan ilmu pengetahuan yang sudah dijelaskan sebelumnya juga diperlukan untuk membentengi remaja dari pergaulan bebas pada perubahan zaman sekarang ini, terutama orang tua yang menjadi awal dunianya.



4.      Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
5.      Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
6.      Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Sehingga norma-norma sudah kehilangan esensi dan kandungan yang seharusnya untuk diserap, lalu diterapkan oleh siapapun terutama kalangan remaja.

C.     Ciri-Ciri Pergaulan Bebas 
1.      Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
2.      Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
3.      Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
4.      Rasa ingin tahu yang besar
5.      Rasa ingin mencoba dan merasakan
6.      Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.
7.      Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
8.      Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9.      Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10.  Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.

D.    Dampak dari Pergaulan Bebas
1.      Segi Agama
a.       Malas Untuk Beribadah
Seseorang, baik remaja maupun orang dewasa, yang sudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas biasanya akan semakin malas untuk melakukan peribadahan kepada Tuhan. Hal ini dikarenakan mereka sudah terpedaya untuk melakukan hal-hal yang negatif dalam dunia pergaulan bebas, yang membuatnya lupa untuk melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk beragama yang percaya kepada adanya Tuhan sebagai Sang Pencipta bagi dirinya sendiri, alam semesta, dan seluruh isinya.
b.      Berkurangnya Keyakinan dan Iman
Rasa malas melakukan peribadahan kepada Tuhan sebagaimana telah dijelaskan merupakan suatu indikator terhadap berkurangnya keyakinan pada agama yang dianut dan iman pada Tuhan yang ada di dalam diri seseorang. Hal inilah yang menjadi salah satu dampak negatif dan bahaya yang ditimbulkan apabila seseorang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terutama kalangan remaja yang masih labil dan belum mampu mengontrol emosinya.
c.       Menambah dosa
Menambah dosa juga merupakan salah satu akibat dari pergaulan bebas yang merupakan imbas dari malasnya melakukan peribadahan dan keyakinan iman kepada Tuhan dan agama-Nya. Sebagaimana kita tahu bahwa tindakan pergaulan bebas selalu negatif dan bertentangan dengan ajaran agama sehingga apabila dilakukan akan menyebabkan dosa bagi pelakunya.
Meskipun telah diketahui bahwa masalah dosa adalah urusan Tuhan, tetapi kita harusnya sadar kalau sesuatu negatif yang dilakukan di dalam pergaulan bebas pastilah bertentangan dengan ajaran agama sehingga apabila dilakukan akan menimbulkan dosa dan kelak (ketika umur telah usai) harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Sang Maha Pencipta.
2.      Segi Psikologis dan Perilaku Diri
a.       Mental yang Tidak Stabil
Mental yang tidak stabil timbul karena seseorang yang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Mereka biasanya mengalami masalah dalam hal pengontrolan emosi. Dalam artian mental yang tidak stabil bisa dikatakan sebagai emosi yang tidak stabil atau tidak terkendali di dalam diri. Sehingga bisa dipastikan pula bahwa seseorang yang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas memiliki sifat yang mudah tersinggung dan marah, bahkan terhadap sesuatu yang sifatnya sepele sekalipun.
Selain itu, mereka juga cenderung memiliki sikap yang tidak sabaran, sering gelisah, selalu ingin melawan atau egois, terobsesi untuk menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri dengan berbagai cara walaupun yang dipilihnya adalah cara yang salah sekalipun.
b.      Munculnya Sikap Hedonisme
Sikap hedonisme merupakan dampak yang juga bisa muncul akibat pergaulan bebas, yaitu lebih mementingkan kesenangan duniawi daripada kepentingan akhirat ( kehidupan setelah mati yang berujung pada surga atau neraka). Hal ini merupakan cerminan perilakunya yang malas melakukan peribadahan kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.
c.       Memunculkan Sifat Munafik Dan Tidak Jujur
Sifat munafik ini muncul lagi-lagi sebagai cerminan dari rasa malas dalam melakukan peribadahan kepada Tuhan. Yang mana, seseorang yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas sebenarnya tahu bahwa Tuhan serta ajaran-Nya itu mutlak ada dan harus dilakukan. Namun karena sifat munafik yang muncul menyebabkan mereka ingkar dan enggan melakukan kewajibannya sebagai makhluk yang memiliki Tuhan dan agama. Padahal jelas-jelas mereka telah mengakui bahwa memiliki agama yang dianut serta Tuhan yang dipercayai keberadaan-Nya. Hal itu merupakan sifat yang tidak jujur, bukan hanya terhadap dirinya sendiri namun juga terhadap Tuhan dan agama-Nya. Dan dapat pula dikatakan bahwa orang yang terjebak ke dalam pergaulan bebas cenderung menjadi pembohong sehingga mereka susah untuk dipercaya.
d.      Suka Foya-foya
Kebiasaan berfoya-foya juga merupakan akibat yang disebabkan dari seseorang yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Hal ini dikarenakan para pelaku pergaulan bebas cenderung atau identik memiliki kebiasaan, seperti dugem, mengkonsumsi minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba), dan berbagai hal lainnya yang menguras harta benda bahkan melakukan hubungan di luar nikah (free sex).
e.       Melakukan tindak kriminalitas
Tindakan ini muncul sebagai salah satu akibat dari kebiasaannya dalam berfoya-foya tidak bisa terpenuhi. Sehingga pelaku pergaulan bebas akan melakukan apa saja agar bisa memenuhi kebiasaannya untuk berfoya-foya, seperti mengkonsumsi minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba), dugem, dan berbagai hal lainnya yang menguras harta benda bahkan melakukan hubungan di luar nikah (free sex). Tak jarang pelaku pergaulan bebas melakukan berbagai tindak kriminalitas sebagaimana diberitakan di koran maupun ditayangkan di televisi, seperti pencurian, melakukan jual-beli barang terlarang (narkoba) bahkan perampokan yang disertai pembunuhan pada korbannya atau lebih dikenal dengan
3.      Segi Kesehatan
a.       Rentan Terserang Penyakit Ringan
Rentan terserang penyakit ringan di sini ialah penyakit umum yang mungkin bisa menyerang siapapun. Penyakit ringan itu misalnya flu  dan juga batuk  akibat dari lemahnya daya tahan tubuh. Dalam kasus ini, para pelaku pergaulan bebas akan rentan terserang penyakit akibat kebiasaan buruknya seperti dugem yang dilakukannya akan mempengaruhi daya tahan tubuh karena dugem biasanya dilakukan dari malam hari hingga pagi hari. Kebiasaan ini biasanya sudah menjadi tren remaja masa kini, apalagi di wilayah kota-kota besar, seperti Surabaya, Bandung, Bali, dan ibukota Jakarta. Meskipun di kota-kota lainnya sebenarnya juga pasti ada.


b.      Menderita HIV/AIDS
Penyakit ini timbul pada pelaku pergaulan bebas yang biasa melakukan hubungan di luar nikah (free sex) dengan berganti-ganti pasangan, terutama di kalangan remaja. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Pakar Seks sekaligus spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. Boyke Dian Nugraha di ibukota Jakarta mengatakan bahwa data remaja yang melakukan seks meningkat setiap tahunnya.
Bahkan berdasarkan penelitian lain juga menyebutkan bahwa sekitar 20 hingga 30 persen remaja di Indonesia mengaku sudah pernah melakukan hubungan di luar nikah. Kebiasaan tersebut biasanya dilakukan di asrama, kos-kosan maupun hotel. Parahnya, hubungan di luar nikah tersebut terus terjadi di kota-kota besar dan sudah menjadi kebiasaan yang dianggap wajar. Ironis memang mengingat para remaja sejatinya merupakan penerus bangsa yang amat dinanti-nanti kontribusinya di masa depan.
Oleh karena itu, tak heran bahwa salah satu dampak yang mungkin muncul dari pergaulan bebas atau hubungan di luar nikah adalah menjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini berhubungan dengan sistem imun penderitanya dan sangat menular melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderitanya berujung dengan kematian sebab penderita HIV atau AIDS tidak memiliki sistem imun lagi dimana sistem imun itu berfungsi untuk meyembuhkan diri dari penyakit.
c.       Kanker Pada Alat Reproduksi
Kasus ini umumnya menyerang kaum perempuan, di mana penyakit kanker yang beresiko tinggi menyerang remaja perempuan di bawah usia 17 tahun yang biasa melakukan hubungan di luar nikah secara bebas, apalagi bila sering berganti-ganti pasangan. Resiko perempuan yang melakukaqn pergaulan bebas rentan terkena kanker serviks dan kanker rahim.
Resiko parah lainnya akibat pergaulan bebas ialah kemandulan ( fertilitas ), perempuan mengalami mengalami sobek pada rahim (uterine perforation), dan kerusakan leher rahim (cervical lacerations), beresiko melahirkan anak cacat sebab rahim yang bermasalah, infeksi pada lapisan rahim (endometriosis) dan rentan terkena radang panggul. Kesemuanya itu sungguh sangat merugikan bagi kaum perempuan. Kaum perempuan lah yang nantinya dirugikan akibar pergaulan bebas tersebut.
d.      Menyebabkan Kanker Hati dan Gangguan Liver
Penyakit yang satu ini bisa terjadi karena pergaulan bebas berupa sering mengkonsumsi minuman beralkohol maupun obat-obatan terlarang (narkoba). Alkohol yang dikonsumsi akan menyebabkan kaker hati dan penurunan fungsi hati. Sehingga hati bisa saja kehilangan fungsinya yang amat vital bagi tubuh, terutama dalam hal menyerap kandungan racun yang ada di dalam tubuh.
e.       Kanker Payudara
Penyakit ini lagi-lagi menyerang pada perempuan, di mana yang menjadi penyebabnya adalah terjadinya ketidak seimbangan estrogen. Penyembuhan untuk kanker inipun biasanya akan dilakukan pengangkatan terhadap payudara yang terjangkit kanker. Sehingga efek sampingnya adalah kurangnya rasa percaya diri pada perempuan yang telah diangkat payudaranya demi menghilangkan kanker tersebut. Kanker ini merupakan pembunuh kaum perempuan nomor dua setelah kanker serviks.
f.       Maraknya Tindakan Aborsi
Tindakan ini juga merupakan akibat terjadinya pergaulan bebas akibat hubungan di luar nikah terutama di kalangan remaja. Hal ini terjadi karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan pasca terjadinya hubungan intim (seks). Di samping itu, tindakan aborsi juga memiliki dampak negatif dan bahaya, seperti gangguan kesuburan (fertilitas), kanker rahim, cacat permanen, pendarahan bahkan berujung pada kematian.
4.      Segi Pendidikan
a.       Malas belajar
Malas belajar merupakan dampak pertama yang muncul dalam kalangan para remaja (pelajar) yang terjerumus ke dalam dunia pergaulan bebas. Yang mana, mereka sudah terlalu asyik di dalam dunia pergaulan bebas sehingga enggan untuk belajar. Apalagi bila hal yang harus dipelajari adalah materi yang tidak disukai.
b.      Menurunnya Prestasi Akademik
Menurunnya prestasi atau menurunnua nilai akademik bagi para remaj yang terjerumus dalam dunia pergaulan bebas adalah akibat kebiasaan malas untuk belajar. Kemalasan ini muncul karena mereka terlalu asyik dengan dunia pergaulan bebasnya dibandingkan kewajibannya belajar sebagai pelajar. Sehingga tidak mengherankan apabila kelakukan malas belajar berimbas pada turunnya prestasi atau nilai akademik yang didapatkan.
c.       Malas Bersekolah
Malas bersekolah juga bisa saja terjadi pada kalangan remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Malas bersekolah ini merupakan puncak akibat masalah lainnya yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu malas belajar dan menurunnya prestasi atau nilai akademik yang diperoleh. Celakanya lagi, meskipun pada awalnya telah pamit untuk berangkat ke sekolah, namun pada akhirnya memutuskan untuk membolos sekolah.

E.     Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2.      Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3.      Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri
4.      Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5.      Perlunya remaja berpikir untuk masa depan.

Peristiwa Diangkatnya Nabi Muhammadﷺ menjadi Rasul

Peristiwa Diangkatnya Nabi Muhammad ﷺ menjadi Rasul Ketika usia Rasulullah ﷺ telah mendekati 40 tahun, beliau lebih senang mengasingkan ...