A.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
Perkembangan
berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu, karena kepribadian individu
membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Kesatupaduan kepribadian ini
sebenarnya sukar dipisahkan, tapi untuk sekedar membantu mempermudah
mempelajari dan memahaminya, pembahasan aspek demi aspek biasa dilakukan.
1.
Aspek fisik dan motorik
Selama sembilan
bulan dalam kandungan, ukuran sisik bayi berkembang. Selama dua tahun pertama,
bayi yang tidak berdaya, telah menjadi anak kecil yang bisa duduk, merangkak
berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang, dan mempermainkan
benda.
2.
Aspek sosial
Diawali pada
masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun), lebih pesat pada masa anak sekolah (usia
11-12 tahun), dan sangat pesat pada masa remaja (usia 16-18 tahun).
3.
Aspek kognitif atau intelektual
Diawali
perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah
sederhana, pemahaman dan pemecahan berkembang pesat pada masa mulai masuk
sekolah dasar (usia 6-7 tahun), berkembang konstan puncaknya pada masa sekolah
menengah atas (usia 16-17 tahun). Para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17
atau 18 tahun tidak ada peningkatan kemampuan lagi yang ada hanyalah pengayaan,
pendalaman dan perluasan wawasan.
4.
Aspek bahasa
Berkembang
dimulai dengan peniruan bunyi dan meraba. Perkembangan selanjutnya berhubungan
erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan
alat untuk berpikir. Berpikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan.
Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu:
bahasa. Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa juga merupakan
suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung
dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa
juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan
sosial. Perkembangan bahasa berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar, dan
mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja.
5.
Aspek emosi atau perasaan
Berjalan
konstan kecuali pada masa remaja awal (usia 13-14 tahun) dan remaja tengah
(usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diseling-seling dengan rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa
senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan
kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini
berakhir pada masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Kalau pada masa remaja
tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua, ambivalen si, maka pada masa
remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap relatif mapan.
6.
Aspek moral dan keagamaan
Juga berkembang
sejak kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan
bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral
atau keagamaan karena menurut, baru kemudian menjadi perbuatan atau prakarsa
sendiri.
B.
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. Tugas –
tugas perkembangan peserta didik masa anak-anak
a.
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik
b.
Membina hidup sehat
c.
Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
d.
Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat
e.
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
f.
Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif
g.
Mencapai kemandirian pribadi
2. Tugas –
tugas perkembangan peserta didik masa remaja
a.
Terjadi ketidakseimbangan
proporsi tinggi dan berat badan
b.
Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder
c.
Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orangtua.
d.
Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
normadegan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa
e.
Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan
f.
Reaksi dan ekspresi emosi masih labil
C.
TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK
PESERTA DIDIK
1.
Tahap sensori-motor (0-2), inteligensia sensori-motor dipandang
sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang bermanfaat untuk
berlajar mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
2.
Tahap pra operasional (2-7) pada tahap ini anak sudah memiliki
penguasaan sempurna tentang objek permanen. Artinya, anak tersebut sudahkah
memiliki yang harus ada tau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia
tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi.
3.
Tahap konret-operasional (7-11) pada periode dotanfia oleh adanya
tambahan kemampuannya yang disebut
system of operation ( satuan langkah berfikir) bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran
dan idenya
4.
Tahap formal-operasional (11-dewasa) pada periode ini seorang
remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara berurutan dua
raagam kemampuan kognitif yaitu : kapasitas menggunakan hipotesis ; kemampuan
berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam pemecahan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang respon dan kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak.
Sumber Buku Landasan psikologi proses pendidikan (prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar