CATATAN PELAJAR: [Part 2 End] Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Keberkahan

Saturday 15 September 2018

[Part 2 End] Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Keberkahan

         Halimah As-Sa'diyah melanjutkan penuturannya, "Kemudian kami pun siap-siap pergi dan aku menunggang keledaiku. Semua bawaan kami juga kunaikkan bersamaku di atas punggungnya. Demi Allah, setelah kami menempuh perjalanan cukup jauh, tentulah keledai-keledai mereka tidak akan mampu mambawa beban seperti yang aku bebankan di atas punggung keledaiku. Sehingga teman-temanku berkata kepadaku, 'Wahai putri Abu Dzu'aib, celaka engkau! Tunggulah kami! Bukankah ini adalah keledai yang pernah engkau bawa bersama kita dulu?' Halimah berkata, "Demi Allah, begitulah. Ini adalah keledaiku dulu." Mereka berkata, "Demi Allah, keledaimu kini bertambah perkasa."

          Kami pun tiba di tempat tinggal kami di daerah Bani Sa'ad bin Bakar. Aku tidak pernah melihat sepetak tanah pun milik kami yang lebih subur saat itu. Domba-domba kami datang menyongsong kedatangan kami dalam keadaan kenyang  dan air susunya juga berisi penuh, sehingga kami bisa memerahnya dan meminumnya. Sementara setiap orang yang memerah air susu hewannya sama sekali tidak mengeluarkan air susu walau setetes pun dan kelenjar susunya juga kempes, sehingga mereka berkata garang kepada para penggembalanya, "Celakalah kalian! Lepaskanlah hewan gembalaannya kalian seperti yang dilakukan gembala putri Abu Dzu'aib." 

          Namun domba-domba mereka pulang ke rumah tetap dalam keadaan lapar dan tidak ada setetes pun mengeluarkan air susu. Sementara domba-dombaku pulang dalam keadaaan kenyang dan kelenjar susunya berisi penuh. Kami senantiasa mendapatkan tambhaan berkah dari Allah selama dua tahun menyusui anak susuan kami. Lalu kami menyapihnya. Dia tumbuh dengan baik, tidak seperti bayi-bayi yang lain. Bahkan sebelum usia dua tahun pun dia sudah tumbuh pesat.

        Kemudian kami membawanya kepada ibunya, meskipun kami masih berharap agar anak itu tetap berada di tengah-tengah kami, karena kami bisa merasakan berkahnya. Maka kami menyampaikan niat ini kepada ibunya. Aku berkata kepadanya, "Andaikan saja engkau sudi membiarkan anakmu ini tetap bersama kami hingga menjadi besar, karena aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Mekkah. " Kami terus-menerus merayu ibunya agar dia berkenan mengembalikan anak itu tinggal bersama kami.

        Begitulah Rasulullah saw, tingal di tengah-tengah Bani Sa'ad bin Bakar, hingga tatkala beliau berumur empat atau lima tahun terjadi peristiwa pembelahan dada beliau.





Sumber dari buku "Sirah Nabawiyah" Karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri


1 comment: