PERGAULAN BEBAS
A. Pengertian
Pergaulan Bebas
Pergaulan
adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Sedangkan pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban,
tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu, atau dapat diartikan sebagai
perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan.
Hakekatnya
pergaulan merupakan hak setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga
setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan
diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya
tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
B. Penyebab Maraknya
Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Ada banyak
sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda
tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup
remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut
menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas &
penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun
kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
1. Faktor agama
Faktor agama berkaitan dengan tingkat keyakinan dan iman yang
dimiliki dalam diri seseorang. Yang mana, tingkat keyakinan dan iman yang
dimiliki bergantung pada pengetahuan yang diketahui serta tertanam di dalam
diri seseorang tersebut. Remaja dengan tingkat pengetahuan agama yang kurang
kebanyakan tidak mengetahui tentang ajaran agama apa yang boleh dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan, serta hukuman apa yang setimpal dengan
perbuatannya.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi keluarga,
teman, tetangga maupun orang lain yang tidak dikenal sekalipun dalam lingkup
kehidupan. Berikut ini ada berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pergaulan anak remaja :
a. Keluarga.
Lingkungan keluarga biasanya menjadi faktor
awal yang bisa menjadi penyebab kaum remaja terjebak ke dalam pergaulan bebas,
seperti perceraian orang tua (broken home) dan berbagai masalah di dalam rumah
lainnya. Yang mana, biasanya menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan sehingga
mengakibatkan salah bergaul dengan hal-hal yang negatif di luar rumah.
b. Pergaulan.
Faktor berikutnya berasal dari lingkungan
pergaulan meliputi teman, tetangga, dan orang di luar kalangan keluarga. Hal
ini terjadi disebabkan karena salah memiliki teman dalam bergaul yang dialami remaja,
di mana emosinya masih lebih mementingkan kesenangan entah yang positif maupun
negatif.
3. Perubahan zaman
Faktor perubahan zaman biasanya berkaitan kuat
dengan berbagai hal, seperti perkembangan teknologi yang pesat dan cepat.
Faktor ini juga merupakan sesuatu yang kuat dalam menjadi penyebab pergaulan
bebas di kalangan remaja. Yang mana, pada zaman sekarang ini banyak sekali
media seperti handphone dan internet yang semakin memudahkan semua orang dalam
melakukan serta mengakses berbagai hal termasuk kalangan remaja.
Hal negatif yang merupakan bagian dari faktor
penyebab pergaulan bebas misalnya adalah mudahnya mengakses dan bebasnya
mengakses terhadap tayangan-tayangan yang tidak semestinya dilihat oleh
kalangan remaja. Namun karena adanya rasa keingintahuan yang besar dan belum
diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni akan mengakibatkan remaja untuk
tetap mengakses hal yang tidak semestinya dilihat tersebut. Oleh karena itu,
faktor agama, lingkungan, dan ilmu pengetahuan yang sudah dijelaskan sebelumnya
juga diperlukan untuk membentengi remaja dari pergaulan bebas pada perubahan
zaman sekarang ini, terutama orang tua yang menjadi awal dunianya.
4. Sikap mental
yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat
banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan
pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya
pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan
penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya
dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh,
menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa
dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka
merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian
dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya
pergaulan bebas.
5. Pelampiasan
rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan
dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun
terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari
segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang
terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam
sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan
mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan
bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
6. Kegagalan
remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada
sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Sehingga norma-norma sudah
kehilangan esensi dan kandungan yang seharusnya untuk diserap, lalu diterapkan
oleh siapapun terutama kalangan remaja.
C. Ciri-Ciri
Pergaulan Bebas
1. Penghamburan
harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
2. Upaya
mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji
3. Menimbulkan
perilaku munafik dalam masyarakat
4. Rasa ingin tahu
yang besar
5. Rasa ingin
mencoba dan merasakan
6. Terjadi
perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab
yang dihadapi.
7. Mudah mengalami
kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas,
perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri
serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
8. Kesukaran yang
dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri
sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam
keluarganya.
9. Banyak
mengalami tekanan mental dan emosi.
10. Terjerat dalam
pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
D. Dampak dari
Pergaulan Bebas
1.
Segi
Agama
a.
Malas
Untuk Beribadah
Seseorang, baik remaja maupun orang dewasa, yang sudah terjerumus
ke dalam pergaulan bebas biasanya akan semakin malas untuk melakukan
peribadahan kepada Tuhan. Hal ini dikarenakan mereka sudah terpedaya untuk
melakukan hal-hal yang negatif dalam dunia pergaulan bebas, yang membuatnya
lupa untuk melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk beragama yang percaya
kepada adanya Tuhan sebagai Sang Pencipta bagi dirinya sendiri, alam semesta,
dan seluruh isinya.
b.
Berkurangnya
Keyakinan dan Iman
Rasa malas melakukan peribadahan kepada Tuhan sebagaimana telah
dijelaskan merupakan suatu indikator terhadap berkurangnya keyakinan pada agama
yang dianut dan iman pada Tuhan yang ada di dalam diri seseorang. Hal inilah
yang menjadi salah satu dampak negatif dan bahaya yang ditimbulkan apabila
seseorang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terutama kalangan remaja
yang masih labil dan belum mampu mengontrol emosinya.
c.
Menambah
dosa
Menambah dosa juga merupakan salah satu akibat dari pergaulan bebas
yang merupakan imbas dari malasnya melakukan peribadahan dan keyakinan iman
kepada Tuhan dan agama-Nya. Sebagaimana kita tahu bahwa tindakan pergaulan
bebas selalu negatif dan bertentangan dengan ajaran agama sehingga apabila
dilakukan akan menyebabkan dosa bagi pelakunya.
Meskipun telah diketahui bahwa masalah dosa adalah urusan Tuhan,
tetapi kita harusnya sadar kalau sesuatu negatif yang dilakukan di dalam
pergaulan bebas pastilah bertentangan dengan ajaran agama sehingga apabila
dilakukan akan menimbulkan dosa dan kelak (ketika umur telah usai) harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Sang Maha Pencipta.
2.
Segi
Psikologis dan Perilaku Diri
a.
Mental
yang Tidak Stabil
Mental yang tidak stabil timbul karena seseorang yang telah
terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Mereka biasanya mengalami masalah dalam
hal pengontrolan emosi. Dalam artian mental yang tidak stabil bisa dikatakan
sebagai emosi yang tidak stabil atau tidak terkendali di dalam diri. Sehingga
bisa dipastikan pula bahwa seseorang yang telah terjerumus ke dalam pergaulan
bebas memiliki sifat yang mudah tersinggung dan marah, bahkan terhadap sesuatu
yang sifatnya sepele sekalipun.
Selain itu, mereka juga cenderung memiliki sikap yang tidak
sabaran, sering gelisah, selalu ingin melawan atau egois, terobsesi untuk
menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri dengan berbagai cara walaupun yang
dipilihnya adalah cara yang salah sekalipun.
b.
Munculnya
Sikap Hedonisme
Sikap hedonisme merupakan dampak yang juga bisa muncul akibat
pergaulan bebas, yaitu lebih mementingkan kesenangan duniawi daripada
kepentingan akhirat ( kehidupan setelah mati yang berujung pada surga atau
neraka). Hal ini merupakan cerminan perilakunya yang malas melakukan
peribadahan kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.
c.
Memunculkan
Sifat Munafik Dan Tidak Jujur
Sifat munafik ini muncul lagi-lagi sebagai cerminan dari rasa malas
dalam melakukan peribadahan kepada Tuhan. Yang mana, seseorang yang terjerumus
ke dalam pergaulan bebas sebenarnya tahu bahwa Tuhan serta ajaran-Nya itu
mutlak ada dan harus dilakukan. Namun karena sifat munafik yang muncul
menyebabkan mereka ingkar dan enggan melakukan kewajibannya sebagai makhluk
yang memiliki Tuhan dan agama. Padahal jelas-jelas mereka telah mengakui bahwa
memiliki agama yang dianut serta Tuhan yang dipercayai keberadaan-Nya. Hal itu
merupakan sifat yang tidak jujur, bukan hanya terhadap dirinya sendiri namun
juga terhadap Tuhan dan agama-Nya. Dan dapat pula dikatakan bahwa orang yang
terjebak ke dalam pergaulan bebas cenderung menjadi pembohong sehingga mereka
susah untuk dipercaya.
d.
Suka
Foya-foya
Kebiasaan berfoya-foya juga merupakan akibat yang disebabkan dari
seseorang yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Hal ini dikarenakan para
pelaku pergaulan bebas cenderung atau identik memiliki kebiasaan, seperti
dugem, mengkonsumsi minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang
(narkoba), dan berbagai hal lainnya yang menguras harta benda bahkan melakukan
hubungan di luar nikah (free sex).
e.
Melakukan
tindak kriminalitas
Tindakan ini muncul sebagai salah satu akibat dari kebiasaannya
dalam berfoya-foya tidak bisa terpenuhi. Sehingga pelaku pergaulan bebas akan
melakukan apa saja agar bisa memenuhi kebiasaannya untuk berfoya-foya, seperti
mengkonsumsi minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba),
dugem, dan berbagai hal lainnya yang menguras harta benda bahkan melakukan
hubungan di luar nikah (free sex). Tak jarang pelaku pergaulan bebas melakukan
berbagai tindak kriminalitas sebagaimana diberitakan di koran maupun
ditayangkan di televisi, seperti pencurian, melakukan jual-beli barang
terlarang (narkoba) bahkan perampokan yang disertai pembunuhan pada korbannya
atau lebih dikenal dengan
3.
Segi
Kesehatan
a.
Rentan
Terserang Penyakit Ringan
Rentan terserang penyakit ringan di sini ialah penyakit umum yang
mungkin bisa menyerang siapapun. Penyakit ringan itu misalnya flu dan juga batuk akibat dari lemahnya daya tahan tubuh. Dalam
kasus ini, para pelaku pergaulan bebas akan rentan terserang penyakit akibat
kebiasaan buruknya seperti dugem yang dilakukannya akan mempengaruhi daya tahan
tubuh karena dugem biasanya dilakukan dari malam hari hingga pagi hari.
Kebiasaan ini biasanya sudah menjadi tren remaja masa kini, apalagi di wilayah
kota-kota besar, seperti Surabaya, Bandung, Bali, dan ibukota Jakarta. Meskipun
di kota-kota lainnya sebenarnya juga pasti ada.
b.
Menderita
HIV/AIDS
Penyakit ini timbul pada pelaku pergaulan bebas yang biasa
melakukan hubungan di luar nikah (free sex) dengan berganti-ganti pasangan,
terutama di kalangan remaja. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Pakar Seks
sekaligus spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. Boyke Dian Nugraha di ibukota
Jakarta mengatakan bahwa data remaja yang melakukan seks meningkat setiap
tahunnya.
Bahkan berdasarkan penelitian lain juga menyebutkan bahwa sekitar
20 hingga 30 persen remaja di Indonesia mengaku sudah pernah melakukan hubungan
di luar nikah. Kebiasaan tersebut biasanya dilakukan di asrama, kos-kosan
maupun hotel. Parahnya, hubungan di luar nikah tersebut terus terjadi di
kota-kota besar dan sudah menjadi kebiasaan yang dianggap wajar. Ironis memang
mengingat para remaja sejatinya merupakan penerus bangsa yang amat
dinanti-nanti kontribusinya di masa depan.
Oleh karena itu, tak heran bahwa salah satu dampak yang mungkin
muncul dari pergaulan bebas atau hubungan di luar nikah adalah menjangkitnya
penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini berhubungan dengan sistem imun penderitanya dan
sangat menular melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderitanya berujung
dengan kematian sebab penderita HIV atau AIDS tidak memiliki sistem imun lagi
dimana sistem imun itu berfungsi untuk meyembuhkan diri dari penyakit.
c.
Kanker
Pada Alat Reproduksi
Kasus ini umumnya menyerang kaum perempuan, di mana penyakit kanker
yang beresiko tinggi menyerang remaja perempuan di bawah usia 17 tahun yang
biasa melakukan hubungan di luar nikah secara bebas, apalagi bila sering
berganti-ganti pasangan. Resiko perempuan yang melakukaqn pergaulan bebas
rentan terkena kanker serviks dan kanker rahim.
Resiko parah lainnya akibat pergaulan bebas ialah kemandulan (
fertilitas ), perempuan mengalami mengalami sobek pada rahim (uterine
perforation), dan kerusakan leher rahim (cervical lacerations), beresiko
melahirkan anak cacat sebab rahim yang bermasalah, infeksi pada lapisan rahim
(endometriosis) dan rentan terkena radang panggul. Kesemuanya itu sungguh
sangat merugikan bagi kaum perempuan. Kaum perempuan lah yang nantinya
dirugikan akibar pergaulan bebas tersebut.
d.
Menyebabkan
Kanker Hati dan Gangguan Liver
Penyakit yang satu ini bisa terjadi karena pergaulan bebas berupa
sering mengkonsumsi minuman beralkohol maupun obat-obatan terlarang (narkoba).
Alkohol yang dikonsumsi akan menyebabkan kaker hati dan penurunan fungsi hati.
Sehingga hati bisa saja kehilangan fungsinya yang amat vital bagi tubuh, terutama
dalam hal menyerap kandungan racun yang ada di dalam tubuh.
e.
Kanker
Payudara
Penyakit ini lagi-lagi menyerang pada perempuan, di mana yang
menjadi penyebabnya adalah terjadinya ketidak seimbangan estrogen. Penyembuhan
untuk kanker inipun biasanya akan dilakukan pengangkatan terhadap payudara yang
terjangkit kanker. Sehingga efek sampingnya adalah kurangnya rasa percaya diri
pada perempuan yang telah diangkat payudaranya demi menghilangkan kanker
tersebut. Kanker ini merupakan pembunuh kaum perempuan nomor dua setelah kanker
serviks.
f.
Maraknya
Tindakan Aborsi
Tindakan ini juga merupakan akibat terjadinya pergaulan bebas
akibat hubungan di luar nikah terutama di kalangan remaja. Hal ini terjadi
karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan pasca terjadinya hubungan intim
(seks). Di samping itu, tindakan aborsi juga memiliki dampak negatif dan
bahaya, seperti gangguan kesuburan (fertilitas), kanker rahim, cacat permanen,
pendarahan bahkan berujung pada kematian.
4.
Segi
Pendidikan
a.
Malas
belajar
Malas belajar merupakan dampak pertama yang muncul dalam kalangan
para remaja (pelajar) yang terjerumus ke dalam dunia pergaulan bebas. Yang
mana, mereka sudah terlalu asyik di dalam dunia pergaulan bebas sehingga enggan
untuk belajar. Apalagi bila hal yang harus dipelajari adalah materi yang tidak
disukai.
b.
Menurunnya
Prestasi Akademik
Menurunnya prestasi atau menurunnua nilai akademik bagi para remaj
yang terjerumus dalam dunia pergaulan bebas adalah akibat kebiasaan malas untuk
belajar. Kemalasan ini muncul karena mereka terlalu asyik dengan dunia
pergaulan bebasnya dibandingkan kewajibannya belajar sebagai pelajar. Sehingga
tidak mengherankan apabila kelakukan malas belajar berimbas pada turunnya
prestasi atau nilai akademik yang didapatkan.
c.
Malas
Bersekolah
Malas bersekolah juga bisa saja terjadi pada kalangan remaja yang
terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Malas bersekolah ini merupakan puncak
akibat masalah lainnya yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu malas belajar
dan menurunnya prestasi atau nilai akademik yang diperoleh. Celakanya lagi,
meskipun pada awalnya telah pamit untuk berangkat ke sekolah, namun pada
akhirnya memutuskan untuk membolos sekolah.
E. Solusi Untuk
Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua
mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran
minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap
orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata
tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal
yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak
solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki
cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan
yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan
kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga
keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan
mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat,
misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri
sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri
4. Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
5. Perlunya remaja
berpikir untuk masa depan.