Iklan

Kamis, 06 Juni 2024

Makalah Media Pembelajaran “Golden Roulette” dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII tentang Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah.

Media Pembelajaran “Golden Roulettedalam Pembelajaran PAI Kelas VIII tentang Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah.


BAB I

PENDAHULULAN

A.    Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran sendiri memiliki tujuan agar proses belajar mengajar lebih efektif dan mudah diterapkan. Tetapi realitanya media pembelajaran sering terabaikan dengan alasan terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, dan tidak tersedianya biaya. Agar proses belajar mudah dan efisien, pendidik harus memilih media yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

Media merupakan suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pembelajaran yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. Seorang guru dituntut harus mampu membuat dan menggunakan berbagai macam media kreatif dalam mengajar. Seperti yang akan dibahas dalam makalah laporan ini yang berjudul MEDIA PEMBELAJARAN “GOLDEN ROULETTE” DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS VIII TENTANG SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH.

 

B.    Rumusan Masalah

1.     Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran

2.     Apa yang dimaksud dengan “Golden Roulette”

3.     Bagaimana media pembelajaran menggunakan media “Golden Roulette”

4.     Bagaimana cara membuat, serta alat dan bahan yang digunakan dalam membuat media pembelajaran “Golden Roulette”

C.    Tujuan

1.     Menjelaskan pengertian, manfaat, dan jenis-jenis media pembelajaran.

2.     Menjelaskan tujuan pembuatan media pembelajaran “Golden Roulette”

3.     Menjelaskan alat, bahan dan cara membuat media pembelajaran  “Golden Roulette”


BAB II

KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni Medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Kemudian telah banyak pakarorganisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut: Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram,1982), National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Briggs berpendapat media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. (Hafid, 2011)

Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa, media tidak hanya terkait dengan benda tetapi juga berupa kegiatan yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan pembelajaran, definisi media akan lebih mengerucut pada fungsi media sebagai perantara yang dapat menunjang dan membantu siswa dalam memahami konsep materi pada proses pembelajaran. Media pembelajaran tidak terbatas pada alat saja, akan tetapi meliputi pemanfatan lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Aghni, 2018)

Beberapa kegunaan media pembelajaran yaitu Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar, Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. (Daryanto, 2013)

Pada hakikatnya berbagai batasan yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar yang sama. Dalam berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Secara umum makna media adalah apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber Informasi ke penerima informasi. Jadi media pembelajaran merupakan “perangkat lunak” (Software) yang berupa pesan atau informasi pendidikan yang disajikan dengan memakai suatu peralatan bantu (Hardware) agar pesan/informasi tersebut dapat sampai kepada mahasiswa.

Di sini jelas bahwa media berbeda dengan peralatan tetapi keduanya merupakan unsur-unsur yang saling terkait satu sama lain dalam usaha menyampaikan pesan/informasi pendidikan kepada mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. (Muhson, 2010)

B.    Manfaat Media Pembelajaran

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di sisi lain ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh peserta didik, apalagi oleh peserta didik yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. (Muhson, 2010)

Keberadaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Guru atau pendidik sebagai penyampai pesan memiliki kepentingan yang besar untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Guru juga menyadari bahwa tanpa media, materi pembelajaran akan sulit untuk dapat dicerna dan dipahami oleh peserta didik, apalagi bila materi pembelajaran yang harus disampaikan tergolong rumit dan kompleks. Untuk itu penggunaan media mutlak harus dilakukan agar materi dapat sampai ke peserta didik secara efektif dan efisien. (Muhson, 2010)

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara pembelajar dengan pebelajar sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

1.     Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Setiap pembelajar mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada pebelajar secara seragam. Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh pebelajar-pebelajar lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara pebelajar di manapun berada.

2.     Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat pebelajar. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan pebelajar dan merangsang pebelajar bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu pembelajar untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.

3.     Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu pembelajar dan pebelajar melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang pembelajar mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada pebelajar. Namun dengan media, pembelajar dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga pebelajarnya.

4.     Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari pembelajar adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum. Sering terjadi pembelajar menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika pembelajar dapat memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang pembelajar tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh pembelajar secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, pembelajar tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, pebelajar akan lebih mudah memahami pelajaran.

5.     Meningkatkan kualitas hasil belajar pebelajar

Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu pebelajar menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari pembelajar saja, pebelajar mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman pebelajar pasti akan lebih baik.

6.     Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang pembelajar. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan pebelajar dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan pebelajar betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan pebelajar di luar lingkungan sekolah.

7.     Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses belajar.

Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong pebelajar untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan pebelajar untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada pebelajar untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.

8.     Mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang pembelajar bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi pebelajar. Seorang pembelajar tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, pembelajar akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar pebelajar, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

9.     Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit

Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat misalnya dapat dijelaskan melalui media gambar pasar dari yang tradisional sampai pasar yang modern, demikian pula materi pelajaran yang rumit dapat disajikan secara lebih sederhana dengan bantuan media. Misalnya materi yang membahas tentang pusat pusat kerajaan Islam dinusantara dapat disampaikan dengan penggunaan peta atau atlas, sehingga pebelajar dapat dengan mudah memahami pembelajaran tersebut.

10.  Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh, dapat kita pelajari melalui bantuan media. Demikian pula obyek berupa proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat kita saksikan dengan jelas melalui media, dengan cara memperlambat, atau mempercepat kejadian. Misalnya, proses perkembangan janin dalam kandungan selama sembilan bulan, dapat dipercepat dan disaksikan melalui media hanya dalam waktu beberapa menit saja. (Falahudin, 2014)

C.    Jenis Media Pembelajaran

1.     Media Audio.

Media audio merupakan media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Berkaitan dengan indera pendengaran yaitu telinga. Media audio membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan. Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya. (Zainiyati, 2013)

Terdapat beberapa  kelebihan dari media audio diantaranya:

a.     Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pendengar/pemakai.

b.     Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak.

c.     Media audio dapat merangsnag partisipasi aktif para pendengar. Misalnya sambil mendengar siaran, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian tujuan.

d.     Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu, sehingga dapat merangsang kreatifitas.

e.     Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap para pendengar yang sulit dicapai dengan media lain. (Mahnun, 2012)

Disisi lain, terdapat juga kekurangan dari media audio ini diantaranya:

a.     Sifat komunikasi satu arah (one way communication). Dengan demikian, sulit bagi pendengar untuk mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami.

b.     Media audio yang lebih banyak menggunakan suara atau bahasa verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.

c.     Media audio hanya akan mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak.

d.     Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.

e.     Media audio yang menggunakan program siaran radio, biasanya dilaksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk melakukan pengontrolan. (Falahudin, 2014)

2.     Media Visual

Media visual merupakan media yang  mengandalkan indera penglihatan. Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan, salah satu bentuknya yang dipaparkan dalam temuan berupa: Gambar, PPT, buku. (Hafid, 2011) Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari media visual diantaranya:

Ada Kelebihan Media Visual

a.     Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

b.     Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik

c.     Media visual memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya

d.     Dapat menanamkan konsep yang benar

e.      Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru

f.       Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. (Muhson, 2010)

Ada juga Kekurangan Media Visual

a.     Lambat dan kurang praktis

b.     Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar. Sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan

c.     Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita

d.     Biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat. (Muhson, 2010)

3.     Media Audio Visual

Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Salah satu bentuknya dalam temuan terdapat: film ataupun video. (Mahnun, 2012)

Kelebihan Media Audio Visual

a.     Pemakaiannya tidak membosankan.

b.      Hasilnya lebih mudah untuk di mengerti dan dipahami (Zainiyati, 2013)

Kekurangan Media Audio Visual

a.     Pelaksanaanya perlu waktu yang cukup lama

b.      Pelaksanaanya memerlukan tempat yang luas

c.      Biayanya relatif lebih mahal

d.     Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media    audio visual cenderung tetap di tempat (Mahnun, 2012)

 

BAB III

PEMBAHASAN

A.    Golden Roulette

Media dalam proses pembelajaran sepertinya tidak ada habisnya. Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi serta ide-ide kreatif terus bermunculan dari waktu-kewaktu. Proses belajar mengajar saat ini bisa sangat menyenangkan karena menggunakan media-media yang baru dan inovatif. Media saat ini sudah menjadi factor yang cukup dominan dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membuat dan menggunakan berbagai macam media kreatif dalam mengajar.

Di era milenial ini, banyaknya guru yang kurang bisa memanfaatkan media sekitar untuk proses belajar-mengajar. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya minat guru dalanm hal media pembelajaran. Padahal pada dasarnya media pembelajaran digunakan untuk memancing pemikiran dan pemahaman siswa agar lebih cepat memahami materi.

Walaupun pada dasarnya ada media yang digunakan, tetapi dapat dikatan minim dalam segi ide pemanfaatan media. Apalagi untuk sekolah yang dapat dikatakan tidak maju atau masih berkembang. Ada saja kurikulum yang digunakan masih kurikulum lama yaitu dengan metode menjelaskan atau seperti halnya ceramah, sehingga disini guru yang tidak memahami kriteria siswa dan tidak menggunakan media sangat susah memahami muridnya.

Permasalahan ini bukan hanya kurangnya minat guru untuk memanfaat media pembelajaran, tetapi juga tidak adanya dorongan dari pihak manapun untuk guru tersebut lebih memanfaatkan media pengajaran. Karenanya mungkin guru biasa saja dan hanya memikirkan materi yang akan disampaikan dan tidak memikirkan pemahaman muridnya.

Disini seorang guru harusnya mempunyai ide untuk pemahaman siswanya, jika tidak bisa memanfaatkan media teknologi, sebenarnya guru juga juga bisa menggunakan media lewat kesenian, permainan maupun gejala alam dan lainnya.

Golden Roulette adalah sebuah media pembelajaran yang saya kembangkan berdasarkan mesin atau permainan rolet. Penambahan nama “Golden” diambil karena warna dasar dan keseluruhan media ini berwarna emas. Pewarnaan emas ditujukan untuk memberikan kesan mewah dan untuk menarik perhatian dari siswa. Berbahan dasar sterofoam, media pembelajaran ini sangat ringan dan mudah untuk dibawa-bawa. Selain itu, Golden Roulette juga berdasarkan Role playing, salah satu model pembelajaran yang banyak diminati. Dengan sebuah permainan anak bisa lebih bersemangat dan lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan dengan materi yang akan diberikan.

B.    Alat dan Bahan untuk Membuat Golden Roulette

1.     Alat : 

a.     Gunting

b.     Lem fox

c.     Spidol

d.     Pisau Cutter

e.     Penggaris

f.      Lem lilin tembak

Bahan :

a.     Karton 2 buah

b.     Sterofoam 2 buah

c.     Kardus bekas

d.     Cat semprot

e.     Paku jarum

f.      Kertas origami

C.    Cara Pembuatan

1.     Siapkan alat dan bahan,

2.     Buat potongan sterofoam berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30x8cm sebanyak tiga buah sebagai tiang penyangga, 20x15cm satu buah, persegi 10x10cm, dan sebuah lingkaran berdiameter 30cm,

3.     Tumpukkan sterofoam dengan panjang 30x8cm hingga menyatu dan menjadi setebal 3cm kemudian berikan lem perekat,

4.     Untuk sterofoam ukuran 20x15cm dan 10x10cm, potong ujungnya seperti sabit sebagai alas

5.     Lapisi setiap sterofoam kecuali yang berbentuk lingkaran dengan kardus bekas, kemudian lapisi lagi dengan karton,

6.     Satukan tiap sterofoam yang telah di lapisi karton menjadi sebuah tiang yang beralas

7.     Setelah semua dibuat menjadi tiang yang beralas, cat dengan cat semprot berwarna emas atau gold

8.     Tempelkan kertas karton pada sterofoam lingkaran, dan buat lubang kecil di tengahnya dengan paku

9.     Satukan dengan alas yang telah di semprot dengan cat emas

D.    Cara Kerja

1.     Tentukan skenarionya

2.     Buat kelompok setidaknya 5 orang

3.     Beri penjelasan soal kompetensi yang akan dicapai

4.     Masing-masing kelompok memeragakan skenario yang telah diberikan

5.     Setelah itu beri kesempatan mereka untuk membahas hal yang sudah mereka perankan

6.     Masing-masing kelompok menyampaikan kesimpulan

7.     Evaluasi


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Media pembelajaran kreatif sudah banyak berkembang dan berinovasi. Banyaknya media pembelajaran yang bisa menjadi referensi untuk lebih meningkatkan minat belajar terutama pada anak. Dengan menggunakan media pembelajaran yang bermacam-macam, anak akan lebih tertarik dan lebih merasa nyaman untuk mengikuti proses belajar dan mengajar. Juga membantu anak agar tidak cepat bosan. Media pembelajaran Golden Roulette bisa diterapkan untuk berbagai kalangan usia. Akan tetapi model pembelajaran seperti yang akan dijelaskan di bawah ini lebih tepat jika ditujukan untuk siswa SMP. Selain meningkatkan semangat belajar, penggunaan media pembelajaran ini juga membuat proses pembelajaran lebih efektif.

B.    Saran

Pembuatan dan penggunaan media kreatif saat ini masih jarang digunakan oleh guru di sekolah, untuk itu penulis mengharapkan agar para pengajar dapat menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Untuk penulis selanjutnya agar dapat menginovasi dan membuat media pembelajaran handmade yang lebih kreatif dan beragam agar dapat membantu peserta didik dalam menyerap proses pembelajaran dengan lebih baik dan efisien.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Daryanto. (2013). Media Pembelajaran . Yogyakarta : Gava Media .

Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, 1(4), 104–117.

Hafid. (2011). Sumber dan Media Pembelajaran, 6(2), 69–78.

Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran ( Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran ), 37(1).

Muhson, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi, VIII(2), 1–10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peristiwa Diangkatnya Nabi Muhammadﷺ menjadi Rasul

Peristiwa Diangkatnya Nabi Muhammad ﷺ menjadi Rasul Ketika usia Rasulullah ﷺ telah mendekati 40 tahun, beliau lebih senang mengasingkan ...