Media Pembelajaran “Golden Roulette” dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII tentang Sejarah
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah.
BAB I
PENDAHULULAN
A. Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan, media
pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran sendiri memiliki tujuan agar proses belajar mengajar
lebih efektif dan mudah
diterapkan. Tetapi realitanya media pembelajaran sering terabaikan dengan
alasan terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media
yang tepat, dan tidak tersedianya biaya. Agar proses belajar mudah dan efisien,
pendidik harus memilih media yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan
di capai.
Media merupakan
suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi untuk menyampaikan
informasi. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pembelajaran yang menjurus
kearah terjadinya proses belajar. Seorang guru dituntut harus mampu membuat dan
menggunakan berbagai macam media kreatif dalam mengajar. Seperti yang akan
dibahas dalam makalah laporan ini yang berjudul MEDIA PEMBELAJARAN “GOLDEN
ROULETTE” DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS VIII TENTANG SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU
PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan media pembelajaran
2.
Apa yang dimaksud
dengan “Golden Roulette”
3.
Bagaimana media
pembelajaran menggunakan media “Golden Roulette”
4.
Bagaimana cara
membuat, serta alat dan bahan yang digunakan dalam membuat media pembelajaran “Golden
Roulette”
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian, manfaat, dan jenis-jenis media pembelajaran.
2.
Menjelaskan
tujuan pembuatan media pembelajaran “Golden Roulette”
3.
Menjelaskan alat,
bahan dan cara membuat media pembelajaran
“Golden Roulette”
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa
Latin, yakni Medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Kemudian telah banyak pakarorganisasi yang memberikan batasan mengenai
pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai
berikut: Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram,1982), National
Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat
kerasnya. Briggs berpendapat media merupakan alat untuk memberikan perangsang
bagi siswa supaya terjadi proses belajar. (Hafid,
2011)
Berdasarkan definisi di atas dapat
dilihat bahwa, media tidak hanya terkait dengan benda tetapi juga berupa
kegiatan yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diberikan
oleh guru. Dalam kegiatan pembelajaran, definisi media akan lebih mengerucut
pada fungsi media sebagai perantara yang dapat menunjang dan membantu siswa
dalam memahami konsep materi pada proses pembelajaran. Media pembelajaran tidak
terbatas pada alat saja, akan tetapi meliputi pemanfatan
lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Aghni, 2018)
Beberapa kegunaan media
pembelajaran yaitu Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, Menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar, Memungkinkan siswa
belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya, Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama, Proses pembelajaran mengandung lima komponen
komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. (Daryanto, 2013)
Pada hakikatnya berbagai batasan
yang dikemukakan di atas mengandung pengertian dasar yang sama. Dalam
berkomunikasi kita membutuhkan media atau sarana. Secara umum makna media
adalah apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber Informasi ke
penerima informasi. Jadi media pembelajaran merupakan “perangkat lunak”
(Software) yang berupa pesan atau informasi pendidikan yang disajikan dengan
memakai suatu peralatan bantu (Hardware) agar pesan/informasi tersebut dapat
sampai kepada mahasiswa.
Di sini jelas bahwa media berbeda
dengan peralatan tetapi keduanya merupakan unsur-unsur yang saling terkait satu
sama lain dalam usaha menyampaikan pesan/informasi pendidikan kepada mahasiswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan wadah dari pesan yang
oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan tersebut, dan bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar. (Muhson,
2010)
B.
Manfaat Media Pembelajaran
Setiap materi
pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada
bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di sisi
lain ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh
peserta didik, apalagi oleh peserta didik yang kurang menyukai materi
pembelajaran yang disampaikan. (Muhson, 2010)
Keberadaan
media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Guru atau pendidik sebagai penyampai
pesan memiliki kepentingan yang besar untuk memudahkan tugasnya dalam
menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Guru
juga menyadari bahwa tanpa media, materi pembelajaran akan sulit untuk dapat
dicerna dan dipahami oleh peserta didik, apalagi bila materi pembelajaran yang
harus disampaikan tergolong rumit dan kompleks. Untuk itu penggunaan media
mutlak harus dilakukan agar materi dapat sampai ke peserta didik secara efektif
dan efisien. (Muhson, 2010)
Secara umum,
manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
pembelajar dengan pebelajar sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih
rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media
dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Penyampaian
materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap
pembelajar mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep
materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam
tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada pebelajar secara
seragam. Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar uraian suatu materi
pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama
seperti yang diterima oleh pebelajar-pebelajar lain. Dengan demikian, media
juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara pebelajar di
manapun berada.
2.
Proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media
dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program
media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat pebelajar. Dengan media, materi
sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan pebelajar dan merangsang pebelajar
bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran
dapat membantu pembelajar untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih
hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3.
Proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih
dan dirancang secara baik, media dapat membantu pembelajar dan pebelajar
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa
media, seorang pembelajar mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada
pebelajar. Namun dengan media, pembelajar dapat mengatur kelas sehingga bukan
hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga pebelajarnya.
4.
Efisiensi dalam
waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari
pembelajar adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum.
Sering terjadi pembelajar menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu
materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika pembelajar dapat
memanfaatkan media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang pembelajar
tentu saja akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran
darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal dengan bantuan
media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada anak.
Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan
oleh pembelajar secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah
tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan
media, pembelajar tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara
berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, pebelajar
akan lebih mudah memahami pelajaran.
5.
Meningkatkan
kualitas hasil belajar pebelajar
Penggunaan media bukan hanya membuat proses
pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu pebelajar menyerap materi
pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi
verbal dari pembelajar saja, pebelajar mungkin kurang memahami pelajaran secara
baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
merasakan, atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman pebelajar pasti
akan lebih baik.
6.
Media
memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian
rupa sehingga pebelajar dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih
leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang
pembelajar. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan pebelajar dapat melakukan
kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Penggunaan media akan menyadarkan pebelajar betapa banyak sumber-sumber belajar
yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi
waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan
pebelajar di luar lingkungan sekolah.
7.
Media dapat
menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses belajar.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih
menarik sehingga mendorong pebelajar untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar
mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan pebelajar untuk
belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada
pebelajar untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang
diperlukan.
8.
Mengubah peran
pembelajar ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang
pembelajar bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi pebelajar.
Seorang pembelajar tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena
bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, pembelajar akan lebih banyak
memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar pebelajar, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain-lain.
9.
Media dapat
membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit
Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan
ekonomi masyarakat misalnya dapat dijelaskan melalui media gambar pasar dari
yang tradisional sampai pasar yang modern, demikian pula materi pelajaran yang
rumit dapat disajikan secara lebih sederhana dengan bantuan media. Misalnya
materi yang membahas tentang pusat pusat kerajaan Islam dinusantara dapat
disampaikan dengan penggunaan peta atau atlas, sehingga pebelajar dapat dengan
mudah memahami pembelajaran tersebut.
10.
Media dapat
membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu
besar atau terlalu jauh, dapat kita pelajari melalui bantuan media. Demikian
pula obyek berupa proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat
kita saksikan dengan jelas melalui media, dengan cara memperlambat, atau
mempercepat kejadian. Misalnya, proses perkembangan janin dalam kandungan
selama sembilan bulan, dapat dipercepat dan disaksikan melalui media hanya
dalam waktu beberapa menit saja. (Falahudin, 2014)
C.
Jenis Media Pembelajaran
1.
Media Audio.
Media audio merupakan media atau
bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran
dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Berkaitan dengan indera
pendengaran yaitu telinga. Media audio membantu menyampaikan maklumat dengan
lebih berkesan. Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan
lainnya. (Zainiyati, 2013)
Terdapat beberapa kelebihan dari media audio diantaranya:
a.
Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan pendengar/pemakai.
b.
Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi
yang abstrak.
c.
Media audio dapat merangsnag partisipasi aktif para pendengar.
Misalnya sambil mendengar siaran, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang terhadap pencapaian tujuan.
d.
Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang
sesuatu, sehingga dapat merangsang kreatifitas.
e.
Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap
para pendengar yang sulit dicapai dengan media lain. (Mahnun, 2012)
Disisi lain, terdapat juga
kekurangan dari media audio ini diantaranya:
a.
Sifat komunikasi satu arah (one way communication). Dengan
demikian, sulit bagi pendengar untuk mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami.
b.
Media audio yang lebih banyak menggunakan suara atau bahasa verbal,
hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan
kata dan bahasa yang baik.
c.
Media audio hanya akan mampu melayani secara baik untuk mereka yang
sudah mampu berpikir abstrak.
d.
Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme
bagi pendengar.
e.
Media audio yang menggunakan program siaran radio, biasanya
dilaksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk melakukan
pengontrolan. (Falahudin, 2014)
2.
Media Visual
Media visual merupakan media
yang mengandalkan indera penglihatan.
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain
itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika
tidak divisualkan, salah satu bentuknya yang dipaparkan dalam temuan berupa:
Gambar, PPT, buku. (Hafid, 2011) Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari media visual
diantaranya:
Ada Kelebihan Media Visual
a.
Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi
berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir
lebih spesifik tentang isi tulisan.
b.
Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik
c.
Media visual memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan sekitarnya
d.
Dapat menanamkan konsep yang benar
e.
Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru
f.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. (Muhson, 2010)
Ada juga Kekurangan Media Visual
a.
Lambat dan kurang praktis
b.
Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu
tidak dapat didengar. Sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan
c.
Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual
berupa gambar yang mewakili isi berita
d.
Biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan
mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat. (Muhson, 2010)
3.
Media Audio Visual
Media audio-visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan
visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual
yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap,
dan ide. Salah satu bentuknya dalam temuan terdapat: film ataupun video. (Mahnun, 2012)
Kelebihan Media Audio Visual
a.
Pemakaiannya tidak membosankan.
b.
Hasilnya lebih mudah untuk di mengerti dan dipahami (Zainiyati, 2013)
Kekurangan Media Audio Visual
a.
Pelaksanaanya perlu waktu yang cukup lama
b.
Pelaksanaanya memerlukan tempat yang luas
c.
Biayanya relatif lebih mahal
d.
Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan
saja, karena media audio visual cenderung tetap di
tempat (Mahnun, 2012)
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Golden
Roulette
Media dalam
proses pembelajaran sepertinya tidak ada habisnya. Perkembangan Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan globalisasi serta ide-ide kreatif terus bermunculan
dari waktu-kewaktu. Proses belajar mengajar saat ini bisa sangat menyenangkan
karena menggunakan media-media yang baru dan inovatif. Media saat ini sudah
menjadi factor yang cukup dominan dalam keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membuat dan menggunakan
berbagai macam media kreatif dalam mengajar.
Di era milenial
ini, banyaknya guru yang kurang bisa memanfaatkan media sekitar untuk proses
belajar-mengajar. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya minat guru
dalanm hal media pembelajaran. Padahal pada dasarnya media pembelajaran
digunakan untuk memancing pemikiran dan pemahaman siswa agar lebih cepat
memahami materi.
Walaupun pada
dasarnya ada media yang digunakan, tetapi dapat dikatan minim dalam segi ide
pemanfaatan media. Apalagi untuk sekolah yang dapat dikatakan tidak maju atau
masih berkembang. Ada saja kurikulum yang digunakan masih kurikulum lama yaitu
dengan metode menjelaskan atau seperti halnya ceramah, sehingga disini guru
yang tidak memahami kriteria siswa dan tidak menggunakan media sangat susah
memahami muridnya.
Permasalahan
ini bukan hanya kurangnya minat guru untuk memanfaat media pembelajaran, tetapi
juga tidak adanya dorongan dari pihak manapun untuk guru tersebut lebih
memanfaatkan media pengajaran. Karenanya
mungkin guru biasa saja dan hanya memikirkan materi yang akan disampaikan dan
tidak memikirkan pemahaman muridnya.
Disini seorang
guru harusnya mempunyai ide untuk pemahaman siswanya, jika tidak bisa
memanfaatkan media teknologi, sebenarnya guru juga juga bisa menggunakan media
lewat kesenian, permainan maupun gejala alam dan lainnya.
Golden Roulette adalah sebuah media pembelajaran yang saya kembangkan berdasarkan
mesin atau permainan rolet. Penambahan nama “Golden” diambil karena
warna dasar dan keseluruhan media ini berwarna emas. Pewarnaan emas ditujukan
untuk memberikan kesan mewah dan untuk menarik perhatian dari siswa. Berbahan
dasar sterofoam, media pembelajaran ini sangat ringan dan mudah untuk
dibawa-bawa. Selain itu, Golden Roulette juga berdasarkan Role
playing, salah satu model pembelajaran yang banyak diminati. Dengan sebuah
permainan anak bisa lebih bersemangat dan lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran tanpa merasa tertekan dengan materi yang akan diberikan.
B.
Alat dan Bahan untuk Membuat Golden Roulette
1.
Alat :
a.
Gunting
b.
Lem fox
c.
Spidol
d.
Pisau Cutter
e.
Penggaris
f.
Lem lilin tembak
Bahan :
a.
Karton 2 buah
b.
Sterofoam 2 buah
c.
Kardus bekas
d.
Cat semprot
e.
Paku jarum
f.
Kertas origami
C.
Cara Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan,
2. Buat potongan sterofoam berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 30x8cm sebanyak tiga buah sebagai tiang penyangga,
20x15cm satu buah, persegi 10x10cm, dan sebuah lingkaran berdiameter 30cm,
3. Tumpukkan sterofoam dengan panjang
30x8cm hingga menyatu dan menjadi setebal 3cm kemudian berikan lem perekat,
4. Untuk sterofoam ukuran 20x15cm dan
10x10cm, potong ujungnya seperti sabit sebagai alas
5. Lapisi setiap sterofoam kecuali yang
berbentuk lingkaran dengan kardus bekas, kemudian lapisi lagi dengan karton,
6. Satukan tiap sterofoam yang telah di
lapisi karton menjadi sebuah tiang yang beralas
7. Setelah semua dibuat menjadi tiang
yang beralas, cat dengan cat semprot berwarna emas atau gold
8. Tempelkan kertas karton pada
sterofoam lingkaran, dan buat lubang kecil di tengahnya dengan paku
9. Satukan dengan alas yang telah di
semprot dengan cat emas
D.
Cara Kerja
1.
Tentukan skenarionya
2.
Buat kelompok setidaknya 5 orang
3.
Beri penjelasan soal kompetensi yang akan dicapai
4.
Masing-masing kelompok memeragakan skenario yang telah diberikan
5.
Setelah itu beri kesempatan mereka untuk membahas hal yang sudah
mereka perankan
6.
Masing-masing kelompok menyampaikan kesimpulan
7.
Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media pembelajaran
kreatif sudah banyak berkembang dan berinovasi. Banyaknya media pembelajaran
yang bisa menjadi referensi untuk lebih meningkatkan minat belajar terutama
pada anak. Dengan menggunakan media pembelajaran yang bermacam-macam, anak akan
lebih tertarik dan lebih merasa nyaman untuk mengikuti proses belajar dan
mengajar. Juga membantu anak agar tidak cepat bosan. Media pembelajaran Golden Roulette bisa diterapkan untuk berbagai
kalangan usia. Akan tetapi model pembelajaran seperti yang akan dijelaskan di
bawah ini lebih tepat jika ditujukan untuk siswa SMP. Selain meningkatkan semangat
belajar, penggunaan media pembelajaran
ini juga membuat proses pembelajaran lebih efektif.
B.
Saran
Pembuatan dan penggunaan media kreatif
saat ini masih jarang digunakan oleh guru di sekolah, untuk itu penulis
mengharapkan agar para pengajar dapat menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Untuk penulis selanjutnya agar dapat menginovasi dan
membuat media pembelajaran handmade yang lebih kreatif dan beragam agar dapat
membantu peserta didik dalam menyerap proses pembelajaran dengan lebih baik dan
efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran . Yogyakarta :
Gava Media .
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam
Pembelajaran, 1(4), 104–117.
Hafid. (2011). Sumber dan Media Pembelajaran, 6(2),
69–78.
Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran ( Kajian terhadap
Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran ), 37(1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar