CATATAN PELAJAR: Makalah [IPS] Proses Pembelajaran IPS di SMP/MTS

Friday 13 July 2018

Makalah [IPS] Proses Pembelajaran IPS di SMP/MTS


LAPORAN OBSERVASI
 (Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Al-Inayah Bandung)
             diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diampu oleh Supriyono, S.Pd., M.Pd.





disusun oleh :
Kelompok 5
Dhea Sekar Pertiwi                             
Gilang Abdi Zikri                               
Mochamad Fahmi Syafari                   
Muhammad Satria Ramadhan            
Nahda Rihhadaul'aisy                         
Sarip Khoerul                                      
Yanyan Mulyana                                 



DEPARTEMEN ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018





KATA PENGANTAR        

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat  menyelesaikan laporan observasi ini tepat pada waktunya. Solawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat yaitu Nabi Muhammad SAW.
Laporan observasi ini penulis susun untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah  yaitu, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang mana di dalamnya membahas mengenai Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Al-Inayah Bandung. Laporan obsevasi ini penulis susun berdasarkan referensi dari beberapa sumber baik dari media cetak maupun media elektronik. Dalam penyusunannya penulis banyak menghadapi rintangan terutama  mengenai fasilitas yang terbatas. Namun alhamdulillah dengan segenap kemampuan, keyakinan dan juga dukungan orang-orang terdekat, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini tepat pada waktunya.
Dengan disusunnya laporan observasi penulis mengharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial disekolah khususnya di MTs Al-Inayah Bandung.
Terimakasih tak lupa penulis ucapkan kepada Bapak dosen pembimbing penulis yakni Bapak Supriyono, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam proses penyusunan laporan ini. Penulis   menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini.  Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar di lain kesempatan penulis dapat menyusun laporan lebih baik lagi. Sekian yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini. Penulis berharap banyak manfaat yang dapat diperoleh umumnya bagi pembaca dan khususnya untuk penulis sendiri. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.
Bandung,  05  Mei 2018

Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULULAN........................................................................................... 1
A.     Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.     Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................. 3
A.     Landasan Teori (Mata Pelajaran IPS di MTS)....................................................... 3
B.     Evaluasi Pembelajaran IPS................................................................................ 6
C.     Kurikulum....................................................................................................... 7
D.     Metode Pembelajaran...................................................................................... 10
E.     Minat  belajar Siswa........................................................................................ 11
F.      Fasilitas Pembelajaran..................................................................................... 12
G.     Masalah-Masalah Dalam Belajar....................................................................... 13
BAB III HASIL KAJIAN LAPANGAN....................................................................... 14
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 18
A.     Kesimpulan.................................................................................................... 18
B.     Saran............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. iii
LAMPIRAN.............................................................................................................. iv


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
 Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi suatu mata pelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik untuk dapat menjawab masalah-masalah mendasar tentang individu, masyarakat, pranata sosial, problem sosial, perubahan sosial, dan kehidupan masyarakat berbangsa, dari waktu ke waktu.
 Peserta didik diharapkan akan dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas melalui substansi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diperlukan bagi peserta didik dalam proses menuju kedewasaan dan mencapai keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat di kelak kemudian hari. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social.
Mata Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: Mengenal konsep-konsep yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kreatif, ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta berkebangsaan.
Mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara lokal, nasional maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana minat belajar siswa di MTs ?
2.      Apa kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS di MTs ?
3.      Bagaimana metode yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS di MTs?
4.      Bagaimana guru mengaplikasikan pembelajaran agama dalam proses pembelajaran IPS di MTs ?
5.      Apa saja masalah atau tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran IPS di MTs ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS di MTs Al – Inayah Bandung
2.      Mengetahui kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS di MTs Al –Inayah Bandung.           
3.      Mengetahui metode yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPS di MTs Al –Inayah Bandung
4.      Mengetahui cara guru mengaplikasikan pembelajaran agama dalam proses pembelajaran IPS di MTs Al – Inayah Bandung.
5.      Mengetahui masalah atau tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran IPS di     MTs Al – Inayah Bandung.


BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Pengertian pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah suatu usaha yang bersifat sadar-tujuan,dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik dan adanya interaksi antara pendidik dan terdidik. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar,memengah maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, seperti lingkungan sekitar sekolah, masyarakat atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan antar suatu negara dan negara lain baik dimasa sekarang atau masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.
Pembelajaran IPS mengajarkan manusia akan kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memamfaatkan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

IPS yang juga dikenal dengan nama social studies adalah bidang pengetahuan yang berkenaan dengan tingkah laku manusia dan lembaga sosial lainnya. Dengan demikian, IPS mengkaji tentang keseluruhan kegiatan manusia. Kompleksitas kehidupan yang akan dihadapi siswa nantinya bukan hanya akibat tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi saja, melainkan juga kompleksitas kemajemukan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, IPS mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan manusia dan juga tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut.
Sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran dalam dunia pendidikan dasar dan menengah di negara kita IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional. Karakteristik ini terlihat dari perkembangan IPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan semacam itu dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem kepercayaan. Dengan cara demikian pula diharapkan pendidikan IPS terhindar dari sifat ketinggalan zaman, di samping keberadaannya yang diharapkan tetap koheren dengan perkembangan sosial yang terjadi.
Pusat Kurikulum mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dariaspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Pusat Kurikulum, 2006: 5).
IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masalalu yang bisa dimaknai untuk masa kini, dan antisipasi masa akan datang.




2.      Tujuan pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS  adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Pada pendidikan dasar dan mengenah merupakan suatu yang integral dari suatu sistem pendidikan nasional pada umumnya, yang telah diatur berdasarkan undang-undang sestem pendidikan nasional.
 Tujuan mata pembelajaran IPS pada umumnya adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan dasar nilai-nilai moral etik yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai budaya bangsa serta membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, wawasan kebangsaan, dan etika sosial, berakhlak sosial yang tinggi
 Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah  bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:
a.       Mengenal  konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan  masyarakat dan lingkungannya.
b.       Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,  inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .
c.       Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Keempat tujuan mata pelajaran IPS di atas menunjukkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.
Tujuan pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru harus bisa menekankan pada aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotorik.
Tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah pada tujuan memperoleh pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan ketrampilan berfikir siswa. Tujuan kognitif ini terbagi ke dalam enam kelompok besar yaitu : pengetahuan, kemampuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesia dan evaluasi. Tujuan afektif pembelajaran IPS adalah menekankan pada perasaan, emosi, dan drajat penerimaan dan penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan. Secara garis besar tujuan afektifdikelompokan kedalam lima kelompok besar yaitu: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian dan karakteristik nilai.sedangkan tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada tujuh kelompok besar yaitu: pengindraan, kesiapan bertindak, respon atau sambutan terbimbing, mekanisme atau tindakan yang otomatis, ketrampilan yang dilakukan secara hati-hati, adaptasi dan keaslian.

 Melalui evaluasi kita dapat mengetahui program pembelajaran sudah tercapai atau belum. Sekaligus mengetahui faktor-faktor yang masih menyebabkan program ini berhasil, untuk kemudian dilakukan perbaikan, di masa mendatang.
Prinsip-prinsip Penilaian pembelajaran IPS
Berdasarkan pendapat para ahli, di tarik kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran IPS mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
b.      Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjek penilaian
c.       Adil, berarti tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gendre;
d.      Terpadu, berarti penilaian oleh pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e.       Terbuka, berarti prosedur penilai, kriteria penilai, dan dasar pengambilan keputusan dapat di ketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f.       Menyerahkan dan berkesimpulan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspekkompetensi dengan mengungnakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
g.      Sistematis, berarti penilaian seara berencana dan berharao dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h.      Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

1.      KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
a.       kerangka dasar dan struktur kurikulum,
b.      beban belajar,
c.       kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
d.      kalender pendidikan.


SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. (Sumber : id.wikipedia.org).
2.      Kurikurum 2013 (Kurtilas)
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.



3.      Perbedaan KTSP dengan Kurtilas
a.       Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses  lebih  menonjolkan afektif dan psikomotornya.
b.      Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
c.       Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
d.      Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).
e.       Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.

Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Metode-metode pengajaran yang dapat dipilih oleh guru antara lain:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang umum dipakai. Dengan metode ceramah dapat menyampaikan pengetahuan faktual yang banyak dan generalisasi-generalisasi, namun kesemuanya ini tidak berarti banyak jika tidak ada gambaran kongkret dalam bentuk contoh dan peragaan.
2.      Metode Diskusi
Jika metode ceramah dinilai belum cukup, maka setelah selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Jumlah siswa yang banyak dalam kelas menjadi masalah tersendiri untuk membuat semua siswa ikut bicara dalam diskusi dengan alokasi waktu pelajaran yang terbatas.
3.      Metode Tanya Jawab
Metode ini berlangsung dalam interaksi antara guru dengan siswa setelah guru selesai berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan dan guru menjawabnya atau dapat juga dijawab oleh siswa lain, dan sebaliknya guru yang bertanya dan siswa yang menjawab.
4.      Metode Proyek
Proyek di sini adalah semacam “penelitian/observasi” yang dilakukan di luar kelas/sekolah, dilaksanakan secara individu atau kelompok dan membuat laporan dari hasil pengamatan untuk dibawa dan di presentasikan di kelas.
5.      Metode karya wisata
Siswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman transmigran, situs sejarah, panti sosial, dan sebagainya. Selain rekreasi, siswa juga bisa belajar dari tempat yang mereka kunjungi.




6.      Metode Bermain Peran (Role-playing)
Di dalam metode ini melibatkan aspek kognitif (problem solfing) dan afektif (sikap, nilai-nilai pribadi atau orang lain, membandingkan dan mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan empati dan sebagainya).
7.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.Metode demonstrasi disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisanatau peragaan secara tepat. (dalam Canci, 1986 : 38).
1.      Pengertian Minat
Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa inggris “ interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti belajar yang berlangsung. Menurut Crow & crow (dalam Djaali, 2008:121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”. Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat adalah rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan.
2.      Pengertian Belajar
Menurut Khodijah (2014; 50) belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relative permanen. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam diri pelajarnya yang berupa, pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
Jadi Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan motif sosial dan dorongan emosional. Minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku.
Dalam Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1.      Bangunan dan perabot sekolah
Bangunan di sekolah pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan harus layak untuk ditempati siswa pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas berbagai macam ruangan. Sedangkan perabot sekolah yang pada umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat mendukung semua semua kegiatan yang berlangsung di sekolah, baik kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan administrasi sekolah.
2.      Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat peraga dan buku-buku bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar dan memperjelas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Buku-buku pelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, biasanya terdiri dari buku pegangan, buku pelengkap, dan buku bacaan.
3.      Media pendidikan 
Media pengajaran merupakan sarana non personal yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Media pengajaran dapat dikategorikan dalam media visual yang menggunakan proyeksi, media auditif, dan media kombinasi.



1.      Jenis-jenis Masalah Belajar
Diantara banyak siswa di sekolah ada siswa yang berprestasi, namun banyak pula yang dijumpai siswa yang gagal. Secara umum, siswa-siswa yang mengalami penurunan atau kenaikan nilai kognitifnya  rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai siswa yang mengalami masalah belajar.
Seseorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu.
Masalah belajar meliputi banyak aspek, Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan masalah belajar sebagai berikut :          

a.       Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
1.      Keterampilan dalam Belajar
2.      Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.
3.      Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4.      Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
b.      Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.


BAB III
HASIL KAJIAN LAPANGAN
Kami melakukan observasi mengenai “Proses Pembelajaran IPS” di MTs Al-Inayah Bandung tepatnya di kelas VII D. Observasi ini dilakukan pada hari Selasa , pada tanggal 20 Maret 2018 pada pukul 10.30 WIB. Kami diizinkan observasi di kelas VII D yang sedang belajar IPS,dengan jumlah siswa 40 orang.
Pembelajaran IPS di kelas VII D ini jadwal belajar IPS nya di jam pelajaran terakhir. Pembelajaran IPS setiap satu pertemuan adalah dua jam pelajaran dan satu jam pelajarannya sselama 40 menit. Jadi selama seminggu siswa belajar IPS sekitar 80 menit per minggunya.
Pada saat kelas dengan mata pelajaran IPS dimulai sebelum membahas materi guru mengabsensi siswa-siswa sehingga dapat diketahui dari 40 siswanya hanya 38 orang yang masuk kelas dan 2 orang yang tidak hadir karena sakit,setelah itu guru memberi tahu 2 orang siswa yang belum melakukan PTS ( Penilaian Tengah Semester) dalam pelajaran IPS untuk mengerjakannya diruang guru agar fokus dan siswa yang lainnya dapat melanjutkan belajar. Setelah itu guru memberi tahu nilai PTS ( Penilaian Tengah Semester) karena satu minggu yang lalu mereka baru saja melakukan PTS pelajaran IPS. Guru hanya memberi tahu nilai yang paling tinggi dikelas dan tidak menyebutkan namanya tetapi hanya menyebutkan nomor urutan absensi saja. Guru sangat memberi apresiasi kepada siswa yang nilainya paling tinggi dan memberi nasihat agar bisa mempertahankan nilainya dan juga siswa-siswa yang lain untuk bisa belajar lebih giat lagi agar bisa mendapatkan nilai yang maksimal.
Pembelajaran IPS dimulai dengan mengulang materi yang telah di pelajari/ PTS ( Penilaian Tengah Semester) lalu guru melakukan proses tanya jawab dan memberikan penghargaan pada setiap siswa yang mencoba menjawab dengan penambahan bintang sebagai nilai tambahan. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS bermacam-macam. Pada umumnya menggunakan metode diskusi yaitu dengan cara siswa mempresentasikan ke depan kelas mengenai hasil yang didapatnya dari buku dalam pembelajaran IPS. Buku yang digunakan adalah buku paket berbasis Kurikulum 2013 sebagai buku wajib dan buku LKS sebagai buku tambahan belajar siswa-siswi.
Adapun cara lain yang sering digunakan oleh guru yaitu metode ceramah yang mana guru menjelaskan panjang lebar mengenai materi IPS yang dibahas  dan siswa hanya sebagai pendengar dalam pembelajaran IPS. Seringkali metode ini disertai dengan metode tanya jawab untuk memastikan siswa apakah dapat menerima materi dengan baik atau tidak. Atau dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk bertanya mengenai hal yang tidak siswa mengerti.
Tetapi masih ada saja siswa yang tidak berperan aktif, dan tidak mau mengungkapkan pendapatnya dalam suatu proses pembelajaran tersebut. Sehingga kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran terutama pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS terpadu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, untuk mengetahui prestasi pembelajaran IPS terpadu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, dan untuk mengetahui faktor yang pendorong dan penghambat pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Implementasi pembelajaran IPS terpadu tidak lepas dari guru dan siswa. Guru menyampaikan proses belajar mengajar pembelajaran IPS terpadu kepada siswa, di dalam proses belajar mengajar pembelajaran IPS terpadu adanya faktor mendorong dan menghambat. Kemudian guru mengukur prestasi belajar siswa dan siswa mengetahui seberapa prestasi belajar selama mengikuti proses pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Subjek penelitian ini adalah siswa MTs Al-Inayah Bandung.
Setelah selesai observasi dikelas kami membagikan angket kepada siswa lalu memawancarai guru ips nya metode yang dipakai oleh guru saat dikelas karena menggunakan kurikulum 2013 dengan tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik jika metode ceramah tidak pernah lepas dari guru karena siswa tidak mungkin berjalan sendiri guru tetap bisa menyampaikan dengan diselingi tanya jawab lisan dan juga tulisan. Juga dengan metode jigsaw(guru memberi pertanyaan siswa mencari)dengan pembagian kelompok.
Kurikulum 2013 itu tiap individunya harus terkuasai dikelas apalagi yang rombongan belajarnya termasuk kelas gemuk karena masih berjumlah 40 siswa harusnya 36 orang jadi perindividunya harus diperdalami,yaitu dengan cara memberi reward pada siswa untuk  menumbuhkan keberanian setelah itu didekati dulu lalu apa yang telah dia lakukan sebelumnya dirumah lalu pancing dengan materi.
Cara guru menghubungkan ips dengan agama dalam kurikulum 2013 itu ada KI dan K2 yaitu tentang cara mengucapkan salam atau selalu mengucapkan salam ke guru, lalu mendoakan yang sakit secara bersama-sama dikelas.

Adapun fasilitas dalam pembelajaran IPS di MTs Al-Inayah Bandung.  sudah cukup memadai dibuktikan dengan adanya ruang kelas yang cukup luas beserta alatnya seperti papan tulis,buku yang cukup lengkap di perpustakaan, proyektor untuk presentasi.
Pemahaman siswa yang berbeda-beda merupakan hambatan guru dalam mengajar karena ips terpadu ini mencakup 4 pelajaran mengenai ekonomi,sosiologi,sejarah,geografi. Kendalanya pemahaman siswa itu di sejarah karena terjadi di masa lampau jadi siswa harus berpikir bagaimana dulu dan sekarang kejadiannya seperti apa dengan sekarang.
Minat siswa terhadap ips itu tergantung gurunya harus bisa menarik perhatian dengan bisa mengenal nama siswa,dan menjalin kedekatan dengan setiap individu-individu siswanya lalu dialihkan kepada materi yang akan disampaikan.apalagi sejarah mengenai kegiatan masa lalu kita alihkan ke masa sekarang dengan apa yang terjadi sekarang dengan kenyataan anak-anak sekarang misalnya dalam bermain,atau bergaul tapi sangkutpautkan dengan materi.
Hasil angket yang telah diisi oleh 36 siswa yaitu
Presentase angket
1. Siswa sangat antusias terhadap pembelajaran ips disekolah
Setuju 58 %   Sangat Setuju 42%
2. Apakah pembelajaran ips penting untuk masa depan?
Penting 47%  Sangat penting 53%
3. Apakah materi pembelajaran ips berdampak pada perilaku sehari-hari?
Ya 86%  Tidak 14%
4.apakah  dapat memahami materi yang guru sampaikan?
Ya 97% dan ada  1 orang yang tidak mengisi
5. Guru mengajar sesuai apa yang diinginkan siswa
Setuju 50% Sangat setuju  44%  Tidak setuju 6%






BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran adalah suatu usaha yang bersifat sadar-tujuan,dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik dan adanya interaksi antara pendidik dan terdidik. Pembelajaran IPS mengajarkan manusia akan kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memamfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia
Pemahaman siswa yang berbeda-beda merupakan hambatan guru dalam mengajar karena ips terpadu ini mencakup 4 pelajaran mengenai ekonomi, sosiologi, sejarah, geografi. Selain itu minat siswa terhadap IPS tergantung dengan guru yang mengajar, seperti halnya seorang guru yang pandai menarik perhatian dan mengetahui kondisi siswa yang akan diajarnya cenderung lebih disenangi dan mudah diperhatikan dibanding guru yang hanya memberi ceramah atau tugas.
B.     Saran
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya para guru di MTS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/8780/3/BAB%202%20-%2008416241014.pdf
https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/3f5817e9cf08c10ec724eea6e475e42f.pdf
http://repository.upi.edu/8374/2/t_ips_0909603_chapter1.pdf
http://belajarpendidikanpkn.blogspot.co.id/2017/07/pengertian-fasilitas-belajar.html
http://hipni.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-ktsp.html
https://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-dan-penanggulangannya-3/
https://suaidinmath.wordpress.com/2014/05/13/inti-dari-kurikulum-2013-dan-alasan-dari-perubahan-kurikulum-ktsp-ke-kurikulum-2013/




No comments:

Post a Comment