KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik . Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah
ini memuat tentang “Pengaruh
Media Tanam Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Cabai”.
Yang dihasilkan dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cabai selama satu bulan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Umi Salamah yang telah membimbing penyusun agar dapat memahami tentang
bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah .
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami dalam
pembuatan makalah. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberi masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah laporan yang sangat singkat ini berguna khususnya bagi penulis, umumnya
bagi pembaca.
Wassalamualaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Cibinong, … September 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................
1
C. Tujuan
Penelitian....................................................................................
2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................
2
E. Hipotesis.................................................................................................
2
F. Metode
Penelitian...................................................................................
2
G. Sistematis
Penulisan................................................................................
3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pertumbuhan
dan Perkembangan Pada Tumbuhan................................
4
1. Pengertian..........................................................................................
4
2. Pertumbuhan
Primer dan Sekunder...................................................
5
3. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang....................
7
B. Tanaman
Cabai Rawit ............................................................................ 11
1. Kalasifikasi
Ilmiah.............................................................................
11
2. Komposisi
Gizi...................................................................................
11
3. Morfologi
Tanaman Cabai Rawit.......................................................
12
C. Cangkang
Telur.......................................................................................
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat
Penelitian...................................................................................
15
B. Metode
Penelitian...................................................................................
15
C. Variabel
penelitian..................................................................................
16
D. Rencana
penelitian..................................................................................
16
E. Populasi
dan Sampel...............................................................................
16
F. Jadwal Penelitian....................................................................................
16
G. Prosedur
Kerja........................................................................................
17
BAB IV PENGAMATAN
A. Pengamatan.............................................................................................
18
B. Analisis...................................................................................................
19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
20
B. Saran.......................................................................................................
20
GAMBAR-GAMBAR………………………………………………………….... 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
22
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat
asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu
sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam
berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis.
Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa
dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Misalnya, pakis dan arang
dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Tidak
terkecuali cangkang telur, siapa sangka kalau kulit telur yang kaya
dengan zat kalsium adalah produk organik yang sangat berguna bagi tanaman dan
kebun kita. Sebagian besar orang akan membuang kulit telur tersebut namun bagi
beberapa orang yang kreatif serta mengerti terhadap kebutuhan tanaman langsung
dapat melihat kegunaan lain dari kulit telur tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan
faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhinya.
2.
Bagaimanakah pengaruh media tanam cangkang telur bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai.
3.
Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji cabai yang
menggunakan media tanam Cangkang telur dengan yang hanya menggunakan pupuk kompos.
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
2.
Untuk mengetahui pengaruh media tanam cangkang telur terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
3.
Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam cangkang telur
4.
Untuk mengetahui perbandingan media tanam campuran cangkang kulit
dengan media tanam kompos terhadap
pertumbuhan tanaman cabai
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi petani
Dapat
memanfaatkan media tanam lain untuk menggantikan tanah
2.
Bagi peneliti
Dapat
mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam cangkang telur terhadap
pertumbuhan cabai
3.
Bagi siswa
Sebagai
bahan belajar tentang pengaruh pertumbuhan terhadap media tanam
E.
Hipotesis
Menurut
prediksi akan ada perbedaan pada setiap pemberian pupuk terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai.
Pengaruhnya yaitu bisa terhadap jumlah cabai yang dihasilkan, besar cabe yang
dihasilkan, terutama tinggi batang yang dihasilkan oleh media tanam pupuk
kompos dan cangkang telur yang dinilai akan tumbuh dengan pesat.
F.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis untuk pembuatan karya ilmiah yaitu
observasi langsung yang dilakukan dikediaman penulis.
G.
Sistematika Penelitian
BAB I
Pendahuluan : menjelaskan
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
hipotesis, metode, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian
Teori : menjelaskan pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan, tanaman cabai, dan cangkang telur serta hubungannya
dengan pertumbuhan tanaman cabai.
BAB III
Metodologi Penelitian : menjelaskan
tempat penelitian, metode penelitian, variable penelitian, rencana penelitian,
populasi, sampel, dan jadwal.
BAB IV
Pengamatan : menjelaskan persiapan sebelum
pengamatan dan saat pengamatan.
BAB V Penutup : menjelaskan kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pertumbuhan Dan
Perkembangan Pada Tumbuhan
1.
Pengertian
Pertumbuhan adalah
proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali kebentuk
semula) dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari
tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya
perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah
proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat
diukur. Dengan kata lain,perkembangan bersifat
kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Organisme disebut telah dewasa apabila telah
mampu berkembang biak secara generatif. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan
terbentuknya bunga. Sedang pada manusia dan mamalia lainnya ditandai dengan
telah berkembangnya gonade yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Pada pria ditandai dengan dimulainya produksi
sel sperma oleh testis, dan pada wanita
menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di ovarium.
a.
Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
Pada tanaman,
pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi
apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam
biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah
perkecambahan.
Proses perkecambahan pada biji terjadi secara bertahap dari proses fisika dan kimia.
·
Proses Fisika
Proses
perkecambahan secara fisika terjadi ketika biji menyerap air. Proses ini
disebut imbibisi. Penyerapan air terjadi akibat pergerakan air dari potensial
tinggi (pada lingkungan) ke potensial rendah (pada biji kering).
·
Proses Kimia
Proses kimia mulai saat air masuk ke dalam biji dan enzim dalam
biji diaktifkan. Dengan masuknya air, biji akan berkembang dan kulitnya pecah.
Air ini mengaktifkan embrio untuk mengeluarkan hormon giberelin (GA) yang
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) yang menyebabkan
sintesis dan pengeluaran enzim.
Enzim yang dikeluarkan ini bekerja dengan menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan
molekul yang larut dalam air. Contohnya seperti enzim amylase yang
menghidrolisis pati dalam endosperma dan menghasilkan gula. Gula serta zat-zat
hasil lainnya kemudian diserap dari endosperma ke kotiledon selama pertumbuhan
embrio menjadi bibit tanaman.
Struktur yang
pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon
akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas
terdapat epikotil (calon batang).
Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
2.
Pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder
Biji yang sudah
berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan
ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah).
Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang
merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar).
Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga
hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder
berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup.
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan
atas pertumbuhan pada akar, batang, dan daun.
a.
Akar
Pertumbuhan
pada akar terjadi pada 3 tempat yang berbeda, yaitu tudung akar (kaliptra),
daerah meristem dan daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
·
Tudung akar
Tudung akar adalah daerah paling ujung akar. Fungsi tudung akar
adalah untuk mengekresikan cairan polisakarida untuk melumasi tanah yang ada
disekitar titik pertumbuhan akar tanaman. Cairan polisakarida ini membuat tanah
disekitar titik pertumbuhan menjadi lunak sehingga mudah ditembus akar yang
bertumbuh. Selain itu tudung akar juga untuk melindungi daerah meristem akar.
·
Daerah Meristem Dan Daerah Pemanjangan
Letak daerah meristem di belakang tudung akar. Pada daerah ini
banyak terdapat sel meristem apikal dan derivate. Meristem apikal merupakan
pusat pembelahan sel yang menghasilkan banyak sel-sel meristem primer yang akan
menggantikan sel-sel di tudung akar yang rusak. Daerah pemanjangan adalah
daerah dibelakang daerah meristem. Sel-sel didaerah ini membelah diri lebih
lambat dari yang ada di meristem tetapi selnya tahan terhadap kerusakan serta
memiliki fungsi sebagai penyimpan makanan.
·
Daerah Diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di paling belakang dan bercampur
dengan daerah pemanjangan. Sel-sel meristem pada daerah ini menghasilkan 3
sistem jaringan, yaiut protoderma, meristem dasar, dan prokambium.
b.
Batang
Dalam pertumbuhan batang terjadi pemanjangan dan differensiasi.
Pada tanaman dikotil, pertumbuhan yang terjadi dikenal sebagai pertumbuhan
sekunder yang terjadi pada kambium (silem dan floem sekunder) dan kambium
gabus. Jaringan pada cambium membelah secara mitosis dan silem dan floem dapat
dibedakan menurut arah pembelahannya. Jika sel membelah ke arah dalam, maka itu
adalah silem dan jika membelah ke arah luar, maka itu adalah floem.
Untuk lebih jelas tentang posisinya, dapat diihat pada gambar berikut:
c.
Daun
Pertumbuhan daun biasa terjadi pada daun lembaga (kotiledon). Bakal
daun (primodial) merupakan hasil pembelahan periklinal di daerah sisi lateral
apeks pucuk. Pembelahan sel pada tempat tersebut membuat tonjolan yang disebut
penyangga daun. Pertumbuhan daun biasa dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan
marginal. Pertumbuhan apikal membuat primodium menjadi lebih tinggi dan terjadi
pad ujung daun. Pertumbuhan ini tidak berlangsung lama dan pertambahan panjang
biasa dilakukan meristem interkalar. Berbeda dengan itu, pertumbuhan marginal
menghasilkan pelebaran lateral dan membentuk 2 panel helaian daun. Pembelahan
pada bidang antiklinal pada daun dilakukan oleh meristem papan dan penebalan
oleh meristem abaksial dan adaksial.-
3.
Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:
a. Faktor
Eksternal
Faktor luar
adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada
tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam
faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim,
gravitasi bumi, dan lain-lain.
·
Nutrisi
Nutrisi
yang diberikan ada beberapa macam yang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
nutrisi yang mengandung unsure hara makro dan unsure hara mikro. Nutrisi yang
mengandung unsure hara makro nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
seperti N, P, K, S, Ca, dan Mg. Nutrisi yang mengandung unsure hara mikro
merupakan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit seperti, Mn, Cu,
Mo, Zn, dan Fe. Walaupun dalam jumlah sedikit unsure mikro harus tetap ada.
Unsur-unsur tersebut mempunyai
fungsi-fungsi yaitu :
Ø Nitrogen:
memacu pertumbuhan daun dan batang serta membantu pembentukan akar
Ø Fosfor: membantu pembentukan bunga dan buah
serta mendorong pertumbuhan akar muda
Ø Kalium:
membantu pembentukan bunga dan buah serta menguatkan tanaman
Ø Kalsium:
membantu pertumbuhan ujung-ujung akar dan pembentukan bulu akar
Ø Magnesium:
ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan menyebarkan unsure fosfor keseluruh
tanaman
Ø Sulfure
(belerang): bernama unsure fosfor dapat mempertinggi keja unsure lain dan
memproduksi energy
Ø Ferum:
ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan menghasilkan klorofil serta membantu
pembentukan enzim pernapasan
Ø Mangan:
ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan membantu menyerap nitrogen
Ø Borium:
membantu pertumbuhan meristem
Ø Seng
(Zn): ikut dalam pembentukan hormone auksin
Ø Molybdenum:
mengikat nitrogen sehingga penting untuk sayuran
·
Cahaya
Cahaya mutlak
diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi
pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat,
karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat
pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah,
yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu
yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal.
Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran,
tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
Ø Tumbuhan
berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran
lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan
krisatinum.
Ø Tumbuhan
berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum,
dan kentang.
Ø Tumbuhan
netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
·
Suhu
Secara umum,
suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.
·
Kelembaban atau kadar air
Sampai pada
batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat.
Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan,
akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimalnya.
b.
Faktor dalam
Selain
faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan
tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya
dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan
arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam hormon pada
tumbuhan beserta fungsinya:
·
Auksin
Auksin dibentuk
oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan
mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif
sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical
dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang,
sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat
terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping,
maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena
cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar.
·
Giberelin
Hormon ini
berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan
pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang
pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
·
Sitokinin
Hormon tumbuhan
ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel.
Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat
penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai
peranan dalam memperpanjang usia jaringan.
·
Asam Absisat
Asam absisat
ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis
buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat
adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang
masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
·
Gas etilen
Buah yang sudah
tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat
pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga
buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
·
Kalin
Kalin adalah
hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.
·
Asam traumalin
Batang atau
akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk
memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa
ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin.
Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus
dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada
bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
B.
Tanaman Cabai
1.
Pengertian
Cabai
atau adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus Capsicum
yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Di Indonesia, cabai tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan. Di Malaysia dan Singapura cabai dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu.
Manfaat
cabai bagi kesehatan diantaranya adalah meningkatkan sirkulasi darah, membantu
nyeri otot membantu detoksifikasi
2. Komposisi Gizi
Cabai
Buah cabai mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap,
yakni kalori, protein, lemak, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor, besi),
vitamin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, misalnya oleoresin,
capsaicin, bioflavonoid, minyak asiri, karotenoid (kapsantin,
kapsorubin, karoten, dan lutein). Cabai rawit juga mengandung flavonoid,
anti-oksidan, abu dan serat kasar.
Pada umumnya, cabai mengandung 0.1%-1% rasa pedas, yang
disebabkan oleh kandungan zat capsaicin dan dihidrocapsaicin.
Dibandingkan dengan jenis cabai besar (termasuk paprika), kandungancapsaicin dan dihidrocapsaicin pada
cabai rawit cukup tinggi. Oleh karena itu, cabai rawit memiliki rasa lebih
pedas daripada jenis cabai lainnya. Kandungan gizi (komposisi kimia) buah cabai
rawit secara lengkap ditunjukkan dalam tabel berikut.
Komposisi Gizi Buah Cabai Segar dalam 100g
Bahan yang Dapat Dimakan
No.
|
Jenis Zat
|
Kadar
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niasin
(vitamin B3)
Air
|
103 kal
4,7 g
2,4 g
19,9 g
45 mg
85 mg
2,5 mg
11.050 SI
0,24 mg
--
70 mg
--
71,2 g
|
3. Morfologi Tanaman
Cabai
Secara morfologi, bagian-bagian atau organ-organ penting
dari tanaman cabai rawit dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a.
Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras
dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus, dan bercabang
banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah
batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30cm-45cm. Cabang tanaman
beruas-ruas; setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
b.
Daun
Daun cabai rawit berbentuk bulat telur dengan ujung
runcing dan tepi daun rata (tidak bergerigi/berlekuk). Ukuran daun lebih kecil
dibanding dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan
kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip, dan tangkai tunggal
yang melekat pada batang atau cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman
tampak rimbun.
c.
Bunga
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang
berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun, dengan mahkota bunga
berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri
d.
Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras
dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus, dan bercabang
banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah
batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30cm-45cm. Cabang tanaman
beruas-ruas; setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
C.
Cangkang Telur
Cangkang telur merupakan lapisan berkapur
yang menyusun 9-12% dari berat telur total. Cangkang telur tersusun kira-kira
94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat, dan 4% bahan
organik terutama protein.
Telur di dalam uterus tinggal selama 20 jam 45 menit. Selain kelenjar
uterus mensekresikan albumen juga menghasilkan bahan cangkang telur, yang
terdiri dari sebagian besar CaCO3.CaCO3 di bawa aliran darah ke dalam kelenjar
uterus. Pada temperatur yang tinggi, lubang pori-pori ini semakin besar dan
cangkang telur cenderung menjadi tipis karena Ca dalam aliran darah sedikit.
Pigmentasi terjadi di uterus 5 jam terakhir sebelum dikeluarkan. Disini
disekresikan mucus yang ditimbun diluar cangkang telur. Mucus ini mempermudah
dan memperlicin keluarnya telur. Setelah telur dikeluarkan mucus ini dengan
segera mengering, sehingga meninggalkan sisa yang disebut kutikula.
Lama telur berada dalm oviduct
adalah ± 25 jam. Jadi lamanya pembentukan telur sejak awal pertumbuhan ovum
dalam ovarium adalah ± 11 hari 2 jam. Kandungan utama cangkang telur adalah
CaCO3, MgCO3, CaSO4 dan bahan organik
Secara umum
struktur cangkang telur terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kutikula,
lapisan spons, dan lapisan lamelar. Lapisan kutikula merupakan permukaan
terluar yang mengandung sejumlah protein. Lapisan spons dan lamelar membentuk
matriks yang dibentuk oleh serat protein yang terikat oleh kalsium karbonat
dalam cangkng telur. Cangkang telur mewakili 11% dari total bobot telur dan
tersusun oleh kalsium karbonat (94%), kalsium fosfat (1%), material organik
(4%), dan magnesium karbonat (1%) (Rivera et al.1999).
Sebagian besar
kalsium dalam cangkang telur mengendap dalam kurun waktu 16 jam. Tidak ada ayam
yang dapat menkonsumsi kalsium begitu cepat untuk memenuhi tuntutan ini.
Sebagai gantinya, kalsium dipasok oleh massa- massa tulang khusus yang terdapat
pada tulang ayam, yang mengumpulkan cadangan kalsium dalam jumlah besar untuk
pembentukan cangkang. Jika ayam diberi pakan rendah kalsium, cangkang telurnya
menjadi semakin tipis, ayam dapat menggunakan 10% dari jumlah seluruh kalsium
dalam tulangnya hanya untuk membentuk sebutir telur. Bila pakannya
terus-menerus rendah kalsium, produksi telur pada akhirnya akan berhenti.
Biasanya, bahan
bakunya ion Ca2+ dan ion CO32-, dipasok oleh darah ke kelenjar cangkang. Proses
kalsifikasinya adalah reaksi pengendapan: Ca2+(aq) + CO32-(aq) CaCO3(s)
Dalam darah, ion Ca2+ bebas akan
berada dalam kesetimbangan dengan ion kalsium yang terikat pada protein. Ketika
ion bebas diambil oleh kelenjar cangkang
lebih banyak lagi akan dihasilkan dari penguraian kalsium yang terikat protein
(Chang, R. 2005).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat Penelitian
- Tempat Penelitian : Kediaman Muhammad Satria Ramadhan (Halaman Depan)
- Tanggal Penelitian : Jum’at, 5 Agustus – Senin, 5 September 2016
B.
Metode Penelitian
1.
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen merupakan suatu metode yang dipergunakan dalam memperoleh
data yakni melakukan percobaan secara langsung dengan menanam tanaman cabai
rawit pada media cangkang
telur.
2.
Metode Observasi
Metode Observasi merupakan metode yang digunakan untuk
memperoleh data secara langsung pada percobaan. Tanaman cabai rawit diamati dan
dicatat pertumbuhan tinggi tanaman.
3.
Metode Studi Pustaka
Metode Studi
Pustaka adalah suatu metode untuk mencari materi dan buku-buku atau sumber yang
dikutip secara langsung maupun tidak langsung sebagai landasan dalam melakukan
penelitian.
4.
Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat keterangan
yang telah didokumentasikan dan mengambil dokumentasi penelitian dengan
menggunakan kamera.
C.
Variabel
- Variabel Bebas : Cangkang Telur
- Variabel Terikat : Tanaman Cabai
- Variabel Kontrol : Pupuk Kompos
D.
Rencana Penelitian
- Perlakuan I : Tanaman Cabai ditanam dengan media kompos
- Perlakuan II : Tanaman Cabai ditanam dengan media campuran cangkang telur
E.
Populasi Dan Sampel
- Populasi :
Tanaman Cabai
- Sampel : 2
Tanaman Cabai dengan media tanam pupuk kompos dan 2 tanaman cabai dengan
media tanam campuran cangkang telur.
F.
Jadwal Penelitian
- Tahap I :
Menyiapkan alat dan bahan
- Tahap II :
Melakukan penelitian
- Tahap III :
Analisa data
- Tahap IV : Menyusun laporan
G. Prosedur Kerja
1.
Alat dan Bahan
a. 2
buah polybag yang sudah diberikan pupuk kompos.
b. 2
buah polybag yang sudah diberikan campuran antara pupuk kompos dengan cangkang telur yang telah dihancurkan.
c. Penggaris Ukur.
d. Tanaman Cabai yang telah direndam
dengan air hangat selama semalaman.
e. Air.
f. Membuat Tabel Penelitian
2.
Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Mengambil biji yang telah
direndam dengan air hangat.
c. Menanam biji cabai kedalam polybag
yang telah diberikan media tanam, yaitu 3 biji tanaman didalam setiap 1
bolybag.
d. Meletakkan tanaman ditempat yang
terkena cahaya matahari kemudian berikan tanda disetiap polybag dengan nama
yaitu ‘Tanaman 1 & 2 Pupuk Kompos´ dan seterusnya.
e. Menyirami tanaman setiap hari
dengan perlakuan yang sama disetiap polybag.
f. Mengukur tanaman sekali
dalam 1 minggu.
g.
Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel penelitian
BAB IV
PENGAMATAN
A. Pengamatan
1.
Tabel
hasil Penelitian (/minggu)
Minggu ke-
(Tanggal)
|
Pertumbuhan dan Perkembangan
|
Tanaman Cabai
|
|||
Polybag 1
Media Kompos
(P1)
|
Polybag 2
Media Campuran
Cangkang Telur (P2)
|
||||
T1
|
T2
|
T1
|
T2
|
||
12 Agustus 2016
Minggu ke-1
|
Tinggi
|
1,7 cm
|
1,2 cm
|
1,5 cm
|
3,2 cm
|
Jumlah Daun
|
1 Helai
|
1 Helai
|
1 Helai
|
1 Helai
|
|
19 Agustus 2016
Minggu ke-2
|
Tinggi
|
2,4 cm
|
2,8 cm
|
2,7 cm
|
5,8 cm
|
Jumlah Daun
|
2 Helai
|
2 Helai
|
3 Helai
|
3 Helai
|
|
26 Agustus 2016
Minggu ke-3
|
Tinggi
|
5,1 cm
|
4 cm
|
5,4 cm
|
9,6 cm
|
Jumlah daun
|
4 Helai
|
5 Helai
|
4 Helai
|
5 Helai
|
|
2 September 2016
Minggu ke-4
|
Tinggi
|
8 cm
|
5,3 cm
|
8,4 cm
|
12,3 cm
|
Jumlah Daun
|
6 Helai
|
6 Helai
|
6 Helai
|
7 Helai
|
B. Analisis
1.
Tinggi Tanaman Minggu ke-1
Dari
hasil analisis data pengaruh media campuran cangkang kulit (P2)
pada pertumbuhan tanaman cabai, menunjukkan bahwa pada minggu ke-1 setelah
penanaman, tinggi tanaman cabai telah mencapai 1,5 cm pada Tanaman 1
dan 3,2 pada Tanaman 2. Sedangkan pada kontrol (P1) yaitu media kompos menunjukkan tinggi Tanaman 1
berkisar 1,7 cm dan Tanaman 2 1,2 cm. Jadi kandungan media campuran
cangkang kulit memberikan dampak baik pada minggu pertama.
2. Tinggi
Tanaman Minggu ke-2
Pada minggu kedua setelah penanaman, tinggi tanaman cabai di
(P2) mengalami peningkatan yang berbeda antara tanaman yang satu dan dua yaitu
untuk Tanaman 1 hanya naik sekitar 1,2 cm menjadi 2,7 cm dan Tanaman
2 naik fantastis menjadi 5,8 cm. Sedangkan pada perlakuan control (P1) media
kompos menunjukkan hasil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
tanaman cabai yang diberi perlakuan bebas (P2) yaitu untuk Tanaman 1
tinggi naik menjadi 2,4 cm dan Tanaman 2 naik menjadi 2,8 cm. Hal ini
terjadi karena perbedaan kandungan unsur yang terdapat dalam kompos dan
campuran cangkang telur, dimana kandungan yang terdapat pada campuran cangkang
telur memiliki tingkat kalsium yang cukup tinggi dibanding kompos. Kalsium
berguna sebagai asupan penguat batang dan perangsang petumbuhan pada tanaman.
3. Tinggi
Tanaman Minggu ke-3
Pada minggu ketiga setelah penanaman, tinggi tanaman cabai di
(P2) kembali mengalami peningkatan yang berbeda antara tanaman yang satu dan
dua yaitu untuk Tanaman 1 naik dua kali lipat menjadi 5,4 cm dan Tanaman
2 naik menjadi 9,6 cm. Sedangkan pada perlakuan control (P1) kembali menunjukkan
hasil yang lebih rendah yaitu pada Tanaman 1 naik menjadi 5,1 cm dan Tanaman
2 menjadi 4 cm. Media campuran cangkang telur dapat memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Hal ini dikarenakan cangkang
kulit yang semakin terurai akan terus melepaskan zat kalsium kedalam tanah atau
media kompos sehingga semakin mempercepat proses pertumbuhan.
4. Tinggi
Tanaman Minggu ke-4
Pada minggu keempat setelah penanaman, penggunaan media campuran
cangkang telur (P2) tetap menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi
tanaman. Pada perlakuan P2 memberi pengaruh yang paling baik pada pertumbuhan
tanaman cabai dengan tinggi 8,4 cm pada Tanaman 1 dan 12,3 cm
pada Tanaman 2. Sedangkan pada perlakuan control (P1) menunjukkan
hasil yang lebih rendah yaitu dengan 8 cm pada Tanaman 1 dan 5,3 cm pada
Tanaman 2. Jadi pertunbuhan paling tinggi adalah pada perlakuan (P2),
hal ini disebabkan karena cangkang telur memiliki unsur-unsur penting yang
dibutuhkan tanaman seperti kalsium, fosfor, zat besi, kitin dll.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa campuran cangkang
telur dapat dimanfaatkan sebagai penambah nutrisi pada pertumbuhan tanaman
cabai (Capsicum frutescens L.).
Dengan perbandingan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menonjol, jadi
pertumbuhan tanaman cabe (Capsicum
frutescens L.) tertinggi adalah pada pemakaian media campuran cangkang
telur.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita
dalam pembudidayaan cabai, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar
kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita
bisa berbagi kepada masyarakat dilingkungan sekitar dan terutama bagi mereka
yang membudidayakan cabai, dengan harapan dapat memperoleh hasil yang maksimal
melalui salah satu upaya yang telah dipaparkan diatas, yaitu dengan melakukan pencampuran
media tanam menggunakan cangkang telur yang telah dihancurkan.
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar