BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam sistem periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama
paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari:
lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan
francium ](Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan
air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline).
Secara umum, unsur Alkali memiliki titik leleh yang cukup rendah
dan lunak, sehingga logam Alkali dapat diiris dengan pisau. Unsur Alkali sangat
reaktif, sebab mudah melepaskan elektron agar mencapai kestabilan (konfigurasi
elektron ion Alkali menyerupai konfigurasi elektron Gas Mulia). Dengan
demikian, unsur Alkali jarang ditemukan bebas di alam. Unsur Alkali sering
dijumpai dalam bentuk senyawanya.
Unsur Alkali umumnya
bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa halida, sulfat, karbonat, dan
silikat. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dipelajari tentang
kelimpahan, cara isolasi, reaktivitas, senyawaan dan reaksinya dengan unsur
lain, dan jenis ikatan yang terbentuk pada logam alkali.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi logam alkali ?
2.
Apa saja sifat-sifat yang terkandung dalam logam alkali ?
3.
Bagaimana pembuatan logam alkali ?
4.
Apa saja kegunaan logam alkali ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui logam alkali
2.
Mengetahui kereaktifan logam alkali
3.
Mengetahui sifat-sifat dalam logam alkali
4.
Mengetahui pembuatan dan penggunaan logam alkali
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logam Alkali
Logam alkali adalah kelompok unsur
kimia pada
Golongan 1 tabel
periodik, kecuali hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur
pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan
dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali
harus disimpan dalam medium minyak.
Dinamakan logam karena memiliki sifat – sifat logam seperti
mempunyai permukaan mengkilap serta mempunyai daya hantar panas dan listrik
yang baik. Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa
hidroksida yang bersifat alkali atau basa. Hidrogen termasuk nonlogam walaupun
dengan alkali sama-sama memiliki satu elektron pada kulit terluarnya.
Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1
elektron yang terletak pada kulit terluar. Persamaan ini menyebabkan
unsur-unsur alkali memiliki sifat kimia yang mirip.Walaupun memiliki sifat yang
mirip tetapi unsur-unsur alkali keberadaan di alam tidak bersama-sama. Hal ini
disebabkan oleh ukuran-ukuran ion alkali yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.
Fransium jarang dipelajari sebagai salah satu anggota unsur
Golongan IA, sebab Fransium adalah unsur radioaktif yang tidak stabil dan
cenderung meluruh membentuk unsur baru lainnya. Dari konfigurasi elektron
unsur, masing-masing memiliki satu elektron valensi . Dengan demikian, unsur
Alkali cenderung membentuk ion positif bermuatan satu (M+)
B. Kereaktifan Logam Alkali
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan
beberapa unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida
yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan
bilangan oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan
beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida. Litium bahkan
dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida
(Li3N). Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam
air, dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor.
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas
hidrogen yang mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke
dalam air akan terjadi nyala api di atas permukaan air. Dalam amonia yang
sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber
elektron yang tersolvasi (larutan elektron).
Logam - logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li
(merah), Na (kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu). Warna khas dari
logam alkali dapat digunakan untuk identifikasi awal adanya unsur alkali dalam
suatu bahan.
C. Sifat-sifat Logam Alkali
1. Sifat Kimia
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding
logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat
satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan
lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah
seirng bertambahnya nomor atom.
·
Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air
adalah gas hidrogen danlogam hidroksida. Logam hidroksida yang
dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang
dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan
oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebagai berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang
eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium
bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan
keras dan dapat menimbulkan ledakan.
·
Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan
oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium
disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak
dengan udara. Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen
membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh
dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar. Produk
yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni
berupaoksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 ―→ 2L2O
(L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam
tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih,
natrium membentukperoksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain
peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L =
kalium, rubidium dan sesium)
·
Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi
dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu
senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L = logam
alkali)
·
Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam
alkali merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam
alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari
reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 ―→ 2LX
(L = logam alkali, X = halogen)
·
Reaksi dengan Senyawa
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan
dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl + H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2 + H2 (L = logam alkali)
2. 2. Sifat fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang
terlibat dalam pembentukan ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai
energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Hal ini juga
mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur
alkali. Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat
dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan
amonia. Larutan encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini
adalah penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya
hantarnya hampir sama dengan daya hantar logam murni. Setiap unsur memiliki karakteristik, sifat
kimia dan sifat fisika yang berbeda-beda, Untuk lebih jelasnya, maka akan
dibahas setiap unsure yang ada dalam golongan ini.
1) Litium (Li)
Litium merupakan golongan logam alkali (IA) dimana memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s1. Berasal dari bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air (Mohsin, 2006). Litum banyak terdistribusi di bumi akan tetapi karena kereaktifannya maka akan sulit menemukan litium dalam keadaan unsurnya. Litium mempunyai beberapa sifat kimia dan fisika, yaitu :
Sifat Kimia
- Nama : Litium
- Simbol : Li
- Nomor atom : 3
- Nomor Massa : 6.941 g/mol
- Keelektronegatifias (Pauli): 1
- Jari-jari Van Der Walls : 0.145 nm
- Jari-jari ion : 0.06 nm
- Isotop : Li6 dan Li7
- Konfigurasi elektron: 1s2 2s1
- Energi ionisasi: 520.1 kJ/mol
- Potensial standar : -3.02 V
- Ditemukan oleh: ohann Arfvedson in 1817
- Kristal struktur: cubic body center
Sifat fisika
- Densitas 0.534 g/cc
- Entalpi atomisasi 160.7 KJ/mol
- Entalpi Fusi 3 KJ/mol
- Entalpi vaporasi 134.7 KJ/mol
- Flammabilitas : padatan mudah terbakar
- Kekerasan 0.6 Mohs
- Panas penguapan 145.92 KJ/mol
- Volume molar 13 cm3/mol
- Kalor jenis 3.6 J/gK
- Tekanan uap 1.6 epx-8 Pa
- Densitas: 0.53 g/cm3 pada 20 C
- Titik leleh : 180.5 C
- Titik Didih : 1342 C
2) Natrium / Sodium (Na)
Natrium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris. Asal simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di permukaan bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 % (Mohsin, 2006). Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di bawah 388 K.
Sifat Kimia
- Nama : Natrium
- Simbol : Na
- Nomor atom : 11
- Nomor massa: 22.989
- Konfigurasi elektron: 1s2 3s1
- Keadaan standar : padatan
- Warna : putih keperakan
- Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
- Total isotop : 22
- Total isomer 2
- Isotop radioaktif = 19
- Isotop stabil : 1
- Elektronegatifitas pauli : 0.9
- Entalpi atomisasi : 108.4 KJ/mol
- Entalpi fusi : 2.59 KJ/mol
- Entalpi penguapan : 89.04 KJ/mol
- Panas penguapan= 96 KJ/mol
- Volume molar : 23.7 cm3/mol
- Jari-jari ionik : 2.23 Amstrong
- Jari-jari kovalen : 1.54 Amstrong
- kristal struktur : CCB kubus berpusat badan
Sifat Fisika
- Densitas : 0.97 g/cm3
- Titik leleh : 97.5
- Titik didih : 883
- Potensial standar : -2.7 V
- Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
- Koefisien ekspansi liner termal : 70.6x10exp-5 /K
- Konduktivitas termal = 1.41 W/cmK
- Konduktifitas listrik : 0.21x10exp-6/ohm.cm
- Kalor jenis : 1.23 J/gK
- Tekanan uap : 0.0000143 Pa pada 961 °C
3) Kalium (K)
Kalium adalah logam lunak putih keperakan dan merupakan anggota kelompok alkali dari tabel sistem periodik. Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium. Kalium berwarna keperakan ketika pertama kali dipotong, tetapi dengan cepat akan teroksidasi sehingga berwarna kusam. Untuk menghindari oksidasi, kalium biasanya disimpan dalam minyak atau gemuk. Kalium cukup ringan sehingga mengapung dalam air. Saat terkena air, unsur ini akan bereaksi dengan melepaskan hidrogen disertai api berwarna ungu.
Sifat Kimia
- Nama : Kalium
- Simbol : K
- Nomor atom : 19
- Nomor massa: 39,0983 g/mol
Sifat Fisika
- Konfigurasi elektron: 1s2 4s1
- Elektronegativitas menurut Pauling: 0,8
- Radius Vanderwaals: 0,235 nm
- Radius ionik: 0.133 (+1)
- Isotop: 5
- Energi ionisasi pertama: 418,6 kJ/mol
- Penampilan : putih perak
- Jari – jari atom : 220 pm
- Jari – jari kovalen : 196 pm
- Jari – jari Van Der Waals : 275
- Densitas: 0.86 g/cm3 pada 0 °C
- Titik lebur: 63,2 °C
- Titik didih: 760 °C
- Fase : padat
- Sifat atom : Struktur kristal
- Energi ionisasi : Pertama : 418,8 kJ·mol−1, Kedua : 3052 kJ·mol−1, Ketiga : 4420 kJ·mol−1
4) Rubidium (Rb)
Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan menggunakan spektroskop. Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan. Rubidium adalah unsur logam dari kelompok alkali yang bersifat lunak dan berwarna putih keperakan. Rubidium merupakan salah satu unsur yang paling elektropositif dan basa. Logam ini bisa cair pada suhu sekitar 40 °C.
Sifat Kimia
- Nama : Rubidium
- Simbol : Rb
- Nomor atom : 37
- Nomor massa: 85.47 g/mol
- Konfigurasi elektron: 1s2 5s1
- Elektronegativitas menurut Pauling: 0,8
- Radius Vanderwaals: 0,243 nm
- Radius ionik: 0,149 nm (+1)
- Isotop: 11
- Energi ionisasi pertama: 402,9 kJ/mol
- Energi ionisasi kedua: 2633 kJ/mol
- Energi ionisasi ketiga: 3860 kJ/mol
- Jari-jari ion : 1,48
- Keelektronegatifan : 0,8
Sifat Fisika
- Kepadatan: 1,53 g/cm3 pada 20 °C
- Titik lebur: 39 °C
- Titik didih: 696 °C
- Potensial standar: – 2,99 V
- Densitas cairan pada titik didih (gr/cm3) : 1,46
- Energi ionisasi (Kj/mol) : 4
- Kerapatan (gr/cm3) : 1,532
- Kalor peleburan (Kj/mol) : 2,19
- Kalor penguapan (Kj/mol) : 75,77
5) Cesium (Cs)
Sesium ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan Kirchohoff pada tahun 1860 dalam air mineral dari Durkheim.
Sifat Kimia
- Nama : Cesium
- Simbol : Cs
- Nomor atom : 55
- Nomor massa: 132.905g/mol
- Konfigurasi elektron: 1s2 6s1
- Radius Atom: 2.67 Å
- Elektronegativitas: 0.79
- Bilangan Oksidasi: 1
Sifat Fisika
- Volume Atom: 70 cm3/mol
- Titik Didih: 944 K
- Radius Kovalensi: 2.35 Å
- Struktur Kristal: bcc
- Massa Jenis: 1.87 g/cm3
- Titik Lebur: 301.54 K
- Kapasitas Panas: 0.24 Jg-1K-1
- Entalpi Penguapan: 67.74 kJ/mol.
6) Fransium (Fr)
Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif dan sifat-sifat kimianya sangat mirip dengan cesium. Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan merupakan unsur radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom dalam rentang 204 sampai 224.
Sifat Kimia
- Nama : Fransium
- Simbol : Fr
- Nomor atom : 87
- Nomor massa: 223 g/mol
- Konfigurasi elektron: 1s2 7s1
- Elektronegativitas: 0.7
- Bilangan Oksidasi: 1
Sifat Fisika
- Radius Atom: 2.7 Å
- Volume Atom: cm3/mol
- Titik Didih: 950 K
- Radius Kovalensi: 64 Å
- Struktur Kristal: bcc
- Konduktivitas Listrik: 15 x 106 ohm-1cm-1
- Titik Lebur: 300 K
- Entalpi Penguapan: 2.1 kJ/mol
D. Pembuatan Unsur Alkali
1) Litium (Li)
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
2) Natrium (Na)
Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida (NaCl) yang dicampur dengan kalsium klorida (CaCl2). CaCl2 berfungsi untuk menurunkan titik leleh NaCl. Lelehan natrium klorida (NaCl) akan dielektrolisis menggunakan Sel Downs. Maka, reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Katode : 2Na+ + 2e → 2Na
Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e
2Na+ + 2Cl- → 2Na + Cl2
Cara Pembuatan Senyawa Natrium
Pembuatan Na2CO3:
Na2CO3 dibuat dengan melalui proses Solvay. Metode pembuatan Na2CO3 dikembangkan sejak 1838–1922 oleh Ernest Solvay dari Belgia dengan batu kapur CaCO3 sebagai bahan bakunya.
Pembuatan NaCl :
NaCl (natrium klorida) dibuat dari air laut atau garam batu
Pembuatan NaOH:
NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl
Maka, reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Katode : 2H2O + 2e → 2OH- + H2
Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e
2H2O + 2Cl- → 2OH- + H2 + Cl2
3) Kalium (K)
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na. Pembuatan Logam Kalium ( K ) :
- elektrolisis lelehan KOH
- elektrolisis lelehan KCN
- reduksi garam kloridanya
- reduksi KCl dengan natrium
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam kalium, awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam yang dilelehkan (Anonimous,2010):
Katoda: K+ + e- → K
Anoda: Cl- → 1/2Cl2 + e-
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C (Anonimous,2010):
Na + KCl→ K+ NaCl
4) Rubidium (Rb)
Logam rubidium dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan dengan beberapa metoda lainnya.
Dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl
Na + RbCl → Rb + NaCl
5) Cesium (Cs)
Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau karbonat magnesium atau aluminium.
Dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
Na + CsCl → Cs + NaCl
6) Fransium (Fr)
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif. Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut :
_89 〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4
E. Kegunaan Unsur Alkali dan Senyawanya
1) Litium (Li)
Litium banyak dipakai untuk baterai, keramik, gelas, lubrican, peningkat kekerasan paduan logam, farmasi, hidrogenasi, cairan pentransfer panas, propelant roket, sintesis vitamin A, pendingin reaktor nuklir, produksi tritium, deoksidator untuk logam tembaga dan paduannya. Penggunaan litium yang lain adalah :
- Litium dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis organolitium.
- Litium neobate dipakai dalam alat telekomunikasi seperti HP sebagai resonat Kristal
- Litium klorida dan litium bromida dipakai sebagai desikan
- Litium stearat dipakai sebagai lubrican pada alat bertemperatur tinggi
- Litium dengan logam lain seperti aluminium, kadmium, tembaga, dan mangan dipakai sebagai bahan pembuatan pesawat terbang.
- Litium flourida dipakai diperalatan optik seperti IR, teleskop, UV dan UV Vacum karena sifatnya yang transparan
- Logam litium dan hidridanya dipakai sebagai bahan untuk bahan bakar roket
- Litium peroksida, litium nitrat, litium klorat, litium perklorat dipakai sebagai oksidator dalam propelan roket
- Litium deuerida dipakai sebagai bahan bakar reaksi fusi dimana jika ditembaki dengan neutron maka akan menghasilkan tritium.
- Litium hidroksida adalah senyawa penting yang diperoleh dari litium karbonat, bersifat basa kuat, dan bila dipanaskan dengan minyak akan diperoleh sabun litium yang bermanfaat untuk membersihkan lemak dan dipakai untuk melubrikasi gear mesin
- Senyawaan litium dipakai sebagai zat pewarna pada kembang api karena dapat menghasilkan warna merah terang.
2) Natrium (Na)
Kegunaan natrium ( Na ) dan senyawanya antara lain sebagai berikut:
- Sebagai pendingin pada reaktor nuklir, dimana Na menyerap panas dari reaktor nuklir kemudian Na panas mengalir melalui saluran menuju reservoar yang berisi air. Selanjutnya air dalam reservoar menguap dan uapnya dialirkan pada pembangkit listrik tenaga uap.
- Natrium digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada bensin yaitu TEL (tetraetillead).
- Uap natrium digunakan untuk lampu jalan yang dapat menembus kabut.
- Untuk membuat beberapa senyawa natrium seperti Na2O2 (natrium peroksida) dan 2Li3N (Litium Nitrida)
- Natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat-alat elektronik.
- Natrium Klorida Sebagagai bahan baku untuk membuat natrium (Na), klorin (Cl2), hydrogen (H2), hydrogen klorida (HCl) serta senyawa- senyawa natrium seperti NaOH dan Na2CO3, Di negara yang bermusim dingin, natrium klorida digunakan untuk mencairkan salju di jalan raya, pengolahan bahan makanan yaitu sebagai bumbu masak atau garam dapur.
- Natrium Hidroksida (NaOH) disebut juga dengan nama kaustik soda atau soda api, digunakan dalam industri sabun dan deterjen. Sabun dibuat dengan mereaksikan lemak atau minyak dengan NaOH, industri pulp dan kertas. Bahan dasar pembuatan kertas adalah selulosa (pulp) dengan cara memasak kayu, bambu dan jerami dengan kaustik soda (NaOH).
- Natrium Karbonat (Na2CO3) dinamakan juga soda abu, digunakan dalam industri pembuatan kertas, industri kaca, industri deterjen, bahan pelunak air (menghilangkan kesadahan pada air).
- Natrium Bikarbonat (NaHCO3) disebut juga soda kue, Kegunaannya sebagai bahan pengembang pada pembuatan kue.
- Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan korosi.
- Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat pengering untuk senyawa organik.
- Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
- Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
- Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan oleh industri pembuat kaca
- Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
- Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
- Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
- Na-sitrat, zat anti beku darah.
- Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
- Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).
3) Kalium (K)
Kegunaan Kalium (K) dan Senyawanya :
- Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam kalium, tidak sebagai ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca2+ dalam perbandingan tertentu.
- Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2) yang dapat digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.
- Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2pada alat bantuan pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan KO2 menghasilkan O
- KOH digunakan pada industri sabun lunak atau lembek.
- KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman.
- KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak, petasan dan kembang api.
- KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon. KClO3 dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2, apabila direaksikan dengan larutan HCl pada laboratorium.
- Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai batu alkali
- K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator)
- KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan
4) Rubidium (Rb)
Kegunaan rubidium :
- Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa mahluk hidup (misalnya oleh tumbuhan)
- Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia.
- Digunakan sebagai sel foto listrik.
- Sifat radioaktif rubidium-87 digunakan dalam bidang geologi (untuk menentukan umur batuan atau benda-benda lainnya).
5) Cesium (Cs)
Karena Sesium memiliki ketertarikan dengan oksigen, logam ini dijadikan penarik pada tabung-tabung elektron. Ia juga digunakan dalam sel-sel fotoelektrik, dan sebagai katalis di hydrogenasi senyawa-senyawa tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan aplikasinya pada sistim propulsi. Sesium digunakan pada jam atom dengan akurasi sebesar 5 detik dalam 300 tahun. Senyawa-senyawanya yang penting adalah klorida dan nitrat.
6) Fransium (Fr)
Tidak digunakan secara komersial.
F. Kelimpahan Unsur Logam Alkali di Alam
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.
Tabel Mineral Utama Logam Alkali
Unsur
Sumber Utama
Litium
Spodumen, LiAl(Si2O6)
Natrium
NaCl
Kalium
KCl
Rubidium
Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
Cesium
Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O
Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif
G. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol–1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
2. Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom
pertama paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari:
lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan
francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin,
merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling
kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak
tanah, dan lain-lain.
B.
Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena
masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi
mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar