KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami hanturkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang
kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan.
Dan semoga kelak kita mendapat syafa’at darinya di yaumil akhir.
Makalah
ini dibuat dengan judul “pendekatan dalam bimbingan konseling” diharapkan bisa
membuat pembaca mengerti tentang pendekatan dalam bimbingan koseling, serta
mengetahui cara-caranya.
Makalah
ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali kekurangan baik isi , atau
kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian sebagai pengantar makalah ini,
semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bandung,
Maret 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB I
1.1
Latar Belakang
Bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.
Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi
persoalan-persoalan atau masalah yang silih berganti. Manusia tidak sama satu
dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang
sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit
manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.
Manusia
adalah sasaran pendidikan. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.peserta didik merupakan
pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang kearah kematangan.
Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam
arti terdapat perbedaan individual diantara mereka, seperti menyangkut aspek
kecerdasan, emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian
diri. Dalam dunia pendidikan, peserta didikpun tidak jarang mengalami
masalah-masalah, sehingga tidak jarang dari peserta didik yang menunjukkan
berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang dari kategori ringan
sampai dengan berat.
Berkenaan
dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, maka perlu adanya
pendekatan-pendekatan melalui pelaksanaan bimbingan dan konseling. Disini, guru
memiliki perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat
menguasai informasi tentang keadaan siswa atau pesrta didik. Di dalam melakukan
bimbingan dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah
merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan
menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif,
memenuhi sasaran, serta realistik.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa masalah-masalah yang dihadapi siswa di sekolah?
2. Apa pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan
& Konseling?
3. Bagaimana strategi pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling?
1.3
Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa di
sekolah.
2. Mengetahui pendekatan-pendekatan umum dalam
Bimbingan & Konseling.
3. Mengetahui strategi pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling.
BAB II
Bimbingan
dan konseling yang merupakan metode dalam melakukan pendekatan sebagai upaya mengetahui
permasalahan siswa dan dapat memberikan berbagai solusi perlu di terapkan
ketika kondisi siswa mulai bermasalah.
Pendekatan dalam
bimbingan konseling pendidikan adalah cara atau strategi yang dilakukan oleh
guru maupun guru BK dalam menjalin hubungan dengan siswa dalam rangka
mengantisipasi masalah maupun menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.
2.1
Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif yaitu
pendekatan bimbingan konseling dalam usaha bimbingan yang ditujukan kepada siswa
atau sekelompok siswa yang belum bermasalah agar siswa tersebut dapat terhindar
dari kesulitan-kesulitan yang mungkin akan mereka hadapi. Layanan bimbingan ini
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah-masalah pada seorang atau
sekelompok siswa. Model pendekatan ini, didasarkan kepada pemikiran bahwa jika
guru atau pembimbing dapat mendidik siswa untuk menyadari bahaya dari berbagai
kegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka
pembimbing akan dapat mencegah siswa dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan
tersebut. Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk
mengajar dan memberikan informasi.
Cara yang ditempuh
bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi
itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan staf yang
lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga satu
dengan yang lainnya tidak saling membenci. Demikian juga guru dalam
menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan anak. Minat anak dan guru
berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan
terhadap guru dan materi yang diberikan.
Pendekatan berfungsi
preventif, pencegahan terjadinya atau timbulnya masalah dari anak didik dan
berfungsi preservation. Memelihara situasi dan menjaga supaya situasi itu tetap
baik. (Sukardi, 1983:8).
Contoh Pendekatan
Preventif :
1)
Masalah : Berkelahi, kenakalan, tidak menghargai guru
Layanan : Seorang guru
mengajari siswa untuk bersikap toleran dan memahami orang lain sehingga dapat
mencegah munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih
dahulu.
2)
Masalah :Putus sekolah, pacaran, menggunakan obat
terlarang
Layanan : Guru dapat mengajari siswa untuk dapat
bertanggung jawab terhadap diri mereka dan orang lain sehingga dapat mencegah
keinginan –keinginan yang dapat menganggu pendidikannya.
2.1
Pendekatan Kuratif
Pendekatan kuartif yaitu
pendekatan bimbingan konseling dalam usaha bimbingan yang ditujukan kepada
siswa yang mengalami kesulitan (sudah bermasalah) agar setelah menerima layanan
bimbingan ataupun konseling dapat memecahkan sendiri permasalahan atau
kesulitannya. Layanan bimbingan ini dimaksudkan untuk “mengobati ataupun untuk
menyembuhkan” masalah yang dihadapi siswa. Bimbingan yang bersifat kuratif
biasanya diberikan secara individu dalam bentuk konseling[2]. Pendekatan ini
juga tidak hanya membantu permasalahan siswa yang bersifat pribadi/individu
tetapi juga memberikan bantuan kepada siswa yang memiliki masalah dengan siswa
lain.
Pendekatan yang bersifat
kuratif yaitu usaha bantuan yang diberikan pada murid selama atau setelah murid
mengalami persoalaan serius. Dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan
terbebaskan dari kesulitan.
Dalam rangka pemberian
bantuan yang diberikan secara sistematis kepada siswa digunakan berbagai
langkah dan teknik agar orang yang bersangkutan mampu untuk memecahkan segala
problem yang dihadapi, apakah itu yang bersifat pribadi yang mengganggu
perasaan, frustasi dan menghadapi untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai
dengan kemampuannya.
Pendekatan yang bersifat kuratif berupa pemberitahuan,
peringatan, hukuman dan ganjaran. (Anshari, 1991:67)
Contoh
Pendekatan Kuratif :
1)
Masalah : Berkelahi, kenakalan, tidak menghargai guru
Layanan : Guru dapat
memberikan pengertian kepada siswa bahwa apa yang telah dia perbuat itu salah
serta perbuatannya bahkan dapat melukai dirinya sendiri dan orang lain dan
terlebih lagi hati gurunya sendiri. Hal ini dimaksudkan agar siswa ini tidak
mengukangi perbuatannya lagi.
2)
Masalah :Putus sekolah, pacaran, menggunakan obat
terlarang
Layanan :
Seorang guru dapat memberikan pengertian kepada siswa bahwa hal yang
dilakukanya bukan hanya dapat merugikan dirinya sendiri tetapi juga orang
tuanya serta semua keluarganya bahkan dapat membuat orang tuanya malu karena
perbuatannya.
Pendekatan ini merupakan
usaha bimbingan konseling yang ditujukan kepada seorang siswa yang memiliki
kemampuan/kelebihan, agar kemampuan/kelebihan itu dapat dapat direalisasikan
serta ditingkatkan. Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensi yang
da pada siswa[3]. Pendekatan ini berfungsi distributif, Artinya fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk menyalurkan kemampuan (kecerdasan,
bakat, minat, cita-cita, prestasi akademis, hobi dan sebagainya kearah
pendidikan dan pekerjaan yang sesuai. Penyaluran dalam bidang pendidikan
misalnya dalam pemilihan jurusan, pemilihan bidang studi, pemilihan sekolah
lanjutan, dan sebagainya, Sedang penyaluran dalam bidang pekerjaan misalnya
pemilihan jenis pekerjaan. Pendekatan development (pengembangan), yaitu bantuan
yang diberikan konselor kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara
optimal. Siswa menyadari akan potensi yang dimiliki akan berusaha memanfaatkan
potensi tersebut dengan sungguh-sungguh.
Pendekatan berfungsi
mengembangkan secara maksimal apa yang dimiliki anak didik dan apa yang telah
dicapainya. Dimana usaha-usaha yang bersifat preventif adalah berusaha
menghindarkan atau mencegah terjadinya
pengaruh-pengaruh yang buruk dan menimbulkan masalah-masalah pada diri
anak didik, memelihara situasi-situasi yang baik dan menjaga supaya
situasi-situasi yang baik itu tetap baik. Sedangkan usaha pengembangan adalah
mencoba untuk mengembangkan serta menumbuhkan cara berfikir dan bertingkah laku
yang dapat membantu anak didik mengembangkan dirinya secara maksimal.
Pengembanagan ini sudah barang tentu disesuaikan dengan berbagai kemungkinan
yang ada pada diri anak serta lingkungannya.
Pengembangan diri inilah
inti dari layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu bimbingan dan
konseling bukan hanya menangani siswa yang bermasalah saja, namun juga membantu
para siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Lebih dari itu misi
utama bimbingan dan konseling adalah menjadikan orang lain sukses dan bahagia.
Pengembangan diri secara optimal diharapkan dapat mengantarkan seseorang menuju
kesuksesan.
Contoh :
1)
Masalah : siswa yang kurang berminat dengan kegiatan
ekstrakurikuler
Layanan : Guru dapat
memberikan pencerahan atau penjelasan tentang kegiatan tersebut serta
menjelaskan manfaat-manfaat yang bisa didapat ketika mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
2)
Masalah :Siswa yang cerdas tapi tidak meraih prestasi
akademis
Layanan : Guru atau
pembimbing memberikan pengertian bahhwa dia itu orangnya cerdas hanya kurang
penyaluran saja jadi sebaiknya dia lebih serius dan konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran.
2.3 Konseling
Kelompok
2.3.1
Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan suatu upaya
pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompo untuk mendapatlan informasi yang
berguna agar dapat menyesuaikan masalah yang dihadapi, mampu menyusun rencana,
membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan dalam membentuk
perilaku yang lebih efektif.
Layanan
konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan masalah
yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana
yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai oleh
interaksi antara sesama angota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan
layanan yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Sedangkan menurut Prayitno konseling kelompok adalah
layanan yang mengikuti sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor
sebagai pemimpin kegiatan kelompok dengan mengaktifkan dinamika kelompok guna
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi atau pemecahan
masalah individu yang sifatnya pribadi yang menjadi peserta kegiatan kelompok.
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah
layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Di
sana ada konselor dan adaklien, yaitu para anggota kelompok. Dimana juga ada
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya
masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
2.3.2
Tujuan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya
dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasional. Tujuan
teoritis berkaitan dengan tujuan yang secara umum melalui proses konseling,
yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok agar masalah terselesaikan dengan
cepat melalui bantuan anggota kelompok lain, sedangkan tujuan operasional
disesuaikan dengan harapan siswa dan masalah yang dihadapi siswa.
Tujuan
umum dari layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi
peserta didik, khususnya kemampuan berkomunikasi. Melalui konseling kelompok
hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi
peserta didik diungkap dan didinamikan melalui bebagai teknik, sehingga
kemampuan sosialisasi dan komunikasi siswa berkembang secara optimal.
2.3.3 Asas-asas
Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling
kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus diperhatikan
oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1.
Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini
memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas
dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok
diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam
kegiatan konseling kelompok.
2.
Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat,
usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa
paksaan.
3.
Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat
diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat
keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4.
Asas kegiatan
Hasil layanan konseling
kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan–tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan
suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud
dalam penyelesaian masalah.
5.
Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling
kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada
yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya
terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6.
Asas kekinian
Masalah yang dibahas
dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah
yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang
mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian
segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.
2.3.4
Teknik Layanan Konseling
Kelompok
Dalam pelaksanaan layanan konseling
kelompok terdapat beberapa teknik untuk mendukung jalannya konseling kelompok,
diantaranya:
1) Teknik Umum, yaitu teknik-teknik yang
digunakan dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok mengacu pada
berkembangnya dinamika kelompok yang diakui oleh seluruh anggota kelompok untuk
mencapai tujuan layanan. Adapun teknik-teknik secara garis besar meliputi:
a. Komunikasi multi arah secara efektif dan
terbuka
b. Pemberian rangsangan untuk menimbulkan
inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi
c. Dorongan minimal untuk memantapkan respon
aktivitas kelompok
d. Penjelasan, pendalaman, pemberian contoh
untuk memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan
e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah
laku yang dikehendaki.
2) Teknik permainan kelompok, yaitudalam
layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai
selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan tertentu.
Permainan kelompok yang efektif harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sederhana
b. Menggembirakan
c. Menimbulkan rasa santai
d. Meningkatkan keakraban.
3) Modeling, yaitu suatu strategi di mana
konselor menyediakan demonstrasi tentang tingkah laku yang menjadi tujuan.
Teknik ini dilaksanakan dengan mengamati dan menghadirkan model secara langsung
saat konseling kelompok untuk mencapai tujuan, sehingga kecakapan-kecakapan
pribadi atau sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati atau mencontoh
tingkah laku model-model yang ada.
4) Bermain Peran, merupakan suatu teknik
konseling melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anggota kelompok.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati yang disesuaikan dengan kejadian dalam kehidupan
sebenarnya.
5) Menggunakan humor, dapat digunakan sebagai
selingan saat konseling kelompok yang mendorong suasana yang segar dan relaks
agar tidak menimbulkan ketegangan.
6) Home work assigments, teknik yang
dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah dapat melatih, membiasakan diri,
dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku
yang diharapkan.
Kelebihan
dan Kelemahan Konseling Kelompok
Adapun kelebihan konseling kelompok
adalah sebagai berikut.
a. Anggota belajar berlatih perilaakunya yang
baru
b. Kelompok dapat dipikat untuk belajar
mengekspresikan perasaan, perhatian dan pengalaman
c. Anggota belajar keterampilan sosial,
belajar berhubungan pribadi lebih mendalam
d. Efisien dan ekonomis bagi konselor, karena
dalam satu waktu tertentu dapat memberikan koseling lebih dari seorang peserta
didik
e. Kebanyakan masalah berkaitan dengan
hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial. Konseling kelompok memberikan
masalah lingkungan sosial yang dapat dipakai sebagai sarana pemecahan masalah
f. Kebersamaan dalam kelompok lenih
memberikan kesempatan untuk mempraktikkan perilaku baru pada konseling
individu. Dalam kelompok, peserta didik mendapatkan dukungan dan umpan balik
yang jujur mengenai perilaku yan dicoba dari teman-teman sebayanya bukan dari
konselor
g. Konseling kelompok memungkinkan peserta
didik memaparkan masalahnya kepada peserta didik lainnya, dan menjajaki
penyelesaiannya dengan bantuan perasaan, perhatian, dan pengalaman peserta
didik lain
h. Dalam memecahkan masalah pribadi maupun
antara pribadi dalam konseling kelompok, peserta didik tidak hanya meningkatkan
kemampuan sosial dalam pemecahan ini
i.
Dalam
konseling kelompok peserta didik tidak hanya memecahkan masalah masing-masing
tetapi juga masalah orang lain. Memberikan tanggapan masalah orang lain, dapat
mengalihkan pusat perhatian dari masalahnya sendiri
Sedangkan
kelemahan konseling kelompok adalah sebagai berikut:
1. Tidak semua orang cocok dalam kelompok
2. Perhatian konselor menyebar
3. Sulit dibina kepercayaan
4. Peserta didik mengharapkan banyak dari
kelompok
5. Kelompok bukan dijadikan sarana berlatih
melakukan perubahan, tetapi sebagai tujuan.
Tahap-tahap
Pelaksanaan Konseling Kelompok
1) Pra konseling : pembentukan kelompok
Tahap ini merupakan tahap perisapan
pelasanaan konseling. Pada tahap ini terutama saat pembentukan kelompok,
dilakukan dengan seleksi anggota, kemudian menawarkan program kepada calon
peserta konseling sekaligus membangun harapan bagi calon peserta. Ketentuan
penting yang mendasari pada tahap ini adalah:
a. Adanya minat bersama (common intest),
dikatakan demikian jika secara potensial anggota itu memiliki kesamaan masalah
dan perhatian yang akan dibahas
b. Sukarela, karena hal ini berhubungan
dengan hak pribadi peserta didik
c. Adanya kemauan berpartisipasi di dalam
proses kelompok
d. Mampu berpartisipasi dalam proses kelompok
2) Tahap 1 : Tahap awal konseling kelompok
Proses utama selama tahap awal adalah
orientasi dan eksplorasi. Pada awalnya tahap ini akan diwarnai keraguan dan
kekhawatiran, namun juga harapan dari peserta. Namun apabila konselor mampu
memfasilitasi kondisi tersebut, tahap ini akan memunculkan kepercayaan terhadap
kelompok. Langkah-langkah pada tahap awal kelompok adalah:
a. Pembukaan pada awal proses konseling
kelompok. Apabila kelompok bertemu untuk pertama kalinya, para peserta didik
disambut oleh konselor dan kemudian seluruh anggota kelompok termasuk konselor
saling memperkenalkan diri. Perkenalan ini sedikit banyak berfungsi agar
peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru dan mengurangi rasa
tegang, tetap bila kelompok sudah pernah bertemu, konselor menyambut kedatangan
peserta didik dan kemudian mengajak untuk melakukan diskusi bersama dalam
keseluruhan proses konseling.
b. Pada tahap ini konselor memberikan
rangkaian penjelasan yang diperlukan, mulai dari pengertian mengapa diadakan
konseling kelompok, tujuan dari kegiatan konseling kelompok sampai prosedur
atau aturan yang akan dilaksanakan pada kelompok.
c. Kemudian konselor mempersilahkan peserta
didik untuk mengemukakan masalah yang mereka alami berkaitan dengan materi
pokok yang menjadi bahan diskusi
3) Tahap II : Tahap transisi
Tujuan tahap ini adalah membangun
rasa saling percaya yang mendorong anggota mengahadapi rasa takut yang muncul
pada tahap awal. Konselor memahami karakteristik dan dinamika yang terjadi pada
tahap masa transisi.
Peran
konselor pada tahap ini adalah:
a. Menjelaskan kembali kegiatan konseling
kelompok
b. Tanya jawab tenang kesiapan anggota untuk
kegiatan lebih lanjut
c. Mengenali suasana apanila anggota secara
keseluruhan atau sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan
mengatasi suasana tersebut.
4) Tahap III: Tahap kegiatan konseling
Berdasarkan permasalahan yang sudah
digali, konselor dan peserta didik membahas bagaimana persoalan dapat diatasi.
Peserta didik harus ikut berfikir, memandang dan mempertimbangkan, namun peran
konselor dalam hal ini biasanya lebih besar. Oleh karena itu, peserta didik
mendengarkan terlebih dahulu penjelasan konselor tentang hal-hal yang perlu
ditinjau dan didiskusikan. Berdiskusi disebut juga musyawarah, karena
masing-masing orang yang berdiskusi diminta atau diharapkan mengeluarkan dan
mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah yang dibicarakan. Pada tahap ini
konselor harus mengarahkan arus pembicaraan dalam kelompok, sesuai dengan
pendekatan yang telah ditetapkannya. Konselor menjelaskan lebih dahulu hal-hal
yang perlu ditinjau dan menegaskan kembali sasaran yang ingin dicapai oleh
kelompok.
5) Tahap IV : Tahap akhir
Pada tahap ini pelaksanaan konseling
ditandai dengan anggota kelompok mulai melakukan perubahan tingkah laku di
dalam kelompok. Langkah-langkah pada tahap akhir adalah:
a. Menjelaskan bahwa kegiatan konseling
kelompok akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan
menilai kemajuan yang dicapai masing-masing.
c. Membahas kegiatan lanjutan.
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok.
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
g. Perpisahan
2.3.5
Teknik
Individual dalan Bimbingan Konseling dalam Menyelesaikan Masalah
1. Pengertian.
Bimbingan individual merupakan upaya
pemberian bantiuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka
(berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan siswa. Dengan kata lain
pemberian bantuan yang diberikan secara face to face relationship yang dipecahkan melalui teknik
konseling,adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi
Dalam konseling individual, konselor
dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukkan
oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan siswa.
Sedangkan emphati adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri
klien dengan segala amsalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor dalam
bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada
konselor, dan juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Ada tiga cara konseling dalam teknik
individual yang biasa dilakukan :
1. Konseling Direktif (Directive
Counselling)
Dalam
metode ini, yang paling berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor
berusaha mengarahkan siswa sesuai dengan masalahnya. Selain itu juga, konselor
memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada siswa secara langsung tanpa melalui
perantara apapun.
2. Konseling non direktif.
Dalam
praktiknya, konselor hanya menampung pembicaraan dan mengarahkan. Konseling
atau siswa bebas berbicara tanpa ada paksaan dari siapapun. Metode ini tentu
sulit diterapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup, karena siswa dengan
kepribadian tertutup biasanya pendiam dan akan sulit diajak bicara.
Dalam
metode ini konseling atau siswa berperan aktif, dan terjadi atas kehendak atau
inisiatif dari konseling itu sendiri.
3. Konseling Ekletif. (Ecletive
Counselling).
Teknik
ini menggunakan penggabungan direktif dan non direktif. Dengan teknik ini,
pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau siswa, tetapi masalah yang
dihadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang
dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan. Kondisi ini
menuntut bahwa seorang konselor harus fleksibel dengan keahlian yang memadai
dan pengalaman yang cukup.
2.
Langkah – langkah Konseling.
a. Analisa: Pengumpulan data, fakta dan
informasi tentang diri siswa.
b. Sintesa: Merangkum dan menyusun data
untuk memperoleh gambaran diri siswa.
c. Diagnosa: Perumusan kesimpulan sementara
tentang hakikat atau sebab yang dihadapi.
d.
Prognosa: Ramalan tentang hasil yang dicapai dalam proses konseling.
e. Treatment: Proses konseling.
f. Tindak lanjut/follow up: Mengevaluasi
hasil konseling yang telah dilakukan dan mengambil langkah selanjutnya.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pendekatan dalam bimbingan konseling
pendidikan adalah cara atau strategi yang dilakukan oleh guru maupun guru BK
dalam menjalin hubungan dengan siswa dalam rangka mengantisipasi masalah maupun
menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.
b. melalui pendekatan kelompok untuk
mendapatlan informasi yang berguna agar dapat menyesuaikan masalah yang
dihadapi, mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk
memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan dalam membentuk perilaku yang lebih efektif.
c. Bimbingan individual merupakan upaya
pemberian bantiuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka
(berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://marwahyunitatahir.blogspot.co.id/2015/11/konsep-dasar-bk-belajar.html?m=1
http://bpibisa.blogspot.co.id/2016/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar