Islam pernah mengalami masa kejayaan, di mana kala itu peradaban Islam menerangi eropa lewat pintu Andalusia yang kini kita kenal sebagai Spanyol. Meskipun pengaruh Islam cukup besar terutama di bidang sains, namun umumnya Islam kurang dihargai oleh masyarakat barat. Bagaimana kepemimpinan Islam runtuh di tanah inipun sangat menyedihkan. Kini, mari kita menilik sejarah ketika Islam menyapa Andalusia.
MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL
Spanyol diduduki Islam pada masa Khalifah al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah Bani Umayyah yang beribukota di Damaskus. Bani Umayyah sepenuhnya menguasai Afrika Utara pada zaman Khalifah Abdul Malik setelah memakan waktu 53 tahun (30 -83 H). Tiga pahlawan Islam yang berperan dalam penaklukan Spanyol antara lain Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Tharif bin Malik merintis dan menyelidiki keadaan Spanyol dengan menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa itu dengan satu pasukan perang 500 tentara berkuda yang menaiki kapal
Julian. Kemelut yang ada dalam kerajaan Visigothic membuat Tharif bin Malik memenangkan pertempuran. Selanjutnya Musa bin Nushair mengirim 7000 pasukan di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang terdiri dari suku Barbar yang didukung Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu menyeberangi selat dan melewati gunung tempat beristirahat dan menyiapkan pasukan, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Kemudian pasukan Thariq mulai bertempur di suatu tempat bernama Bakkah, lalu Raja Roderick dapat dikalahkan.
Tahriq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting , seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota Kerajaan Goth) setelah ditambah jumlah pasukan 5000 personel oleh Musa bin Nushair sehingga total personel menjadi 12.000 orang. Jumlah ini tidak sebanding karena Kerajaan Goth memiliki 100.000 orang. Musa bin Nushair merasa perlu melibatkan diri sehingga ia berangkat dengan pasukan yang besar dan menaklukkan Sedona, Carmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa Gothic, Theodomir di Orihuela. Setelah bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo, mereka berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol mulai Saragossa hingga Navarre. Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (99 H/717 M), perluasan dilakukan untuk menaklukkan daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan yang dipimpin al-Samah namun ia gagal dan terbunuh tahun 102 H. Dilanjutkan dengan penyerangan ke kota Bordesu, Poiter, dan Torus oleh Abdul Rahman bin Abdullah al-Ghafiqi, namun dihadang Charles Martel sehingga pasukannya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu masih terdapat penyerangan-penyerangan ke Avignon (734 M), dan Lyon (743 M). Majorca, Corsica, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian Sicilia juga dapat dikuasai Bani Umayyah. Gelombang penyerangan pada permulaan abad ke-8 ini telah menjangkau Prancis Tengah dan sebagian Italia.
Ada dua faktor kemenangan umat Islam di Spanyol, yakni:
1. Faktor Eksternal, yaitu kondisi dalam negeri Spanyol sendiri. Secara politik, Spanyol terbagi ke dalam negara-negara kecil. Penguasa Gothic tidak toleran terhadap aliran agama Monofisit apalagi Yahudi. Mereka dipaksa untuk dibaptis menurut Kristen dan akan disiksa bila menolak. Rakyat terbagi atas system kelas, sehingga keadaannya diliputi kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh dan kesejahteraan menurun. Konflik kekuasaan antara Raja Roderickdan Witiza, penguasa Toledo. Juga konflik Roderick dengan Ratu Julian mantan penguasa Septah. Tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak memiliki semangat juang. Kaum Yahudi bersekutu dan member bantuan bagi perjuangan kaum muslim.
2. Faktor Internal, yakni kondisi pada tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam. Para pemimpin bersatu, kompakdan percaya diri. Mereka cakap dan berani serta tabah dalam setiap persoalan. Sikap toleransi, persaudaraan dan tolong-menolong yang ditunjukkan prajurit Islam.
PERIODISASI PEMERINTAHAN ISLAM DISPANYOL
Sejarah panjang umat Islam di Spanyolterbagi pada enam periode, yaitu:
1. Periode Pertama (711 -755 M)
Spanyol di bawah pemerintahan Wali yang diangkat Khalifah di Damaskus. Pada masa ini masih terdapat gangguan dari dalam, antara lain antar elit penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Antara Khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara di Kairawan saling mengklaim paling berhak menguasai Spanyol, hingga terjadi pergantian Gubernur sebanyak 30 kali dalam waktu singkat. Perbedaan etnis antara suku Barbar dan Arab menimbulkan konflik politik sehingga tidak ditemukan figure yang tangguh. Gangguan dari luar dating dari sisa musuh-musuh Islam yang terus memperkuat diri dan tidak pernah tunduk pada pemerintahan Islam.Gangguan ini menyebabkan belum terwujudnya peradaban dan periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Spanyol dibawah pemerintahan Amir namun tidak tunduk pada pusat pemerintahan Islam yang saat itu dipegang Khilafah Bani Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama Abdurrahman I (ad-Dakhil) keturunan Bani Umayyah yang lolos dari kejaran Bani Abbasiyah. Penguasa Spanyol periode ini:
a. Abdurrahman al-Dakhil, berhasil mendirikan masjid di Cordova dan sekolah-sekolah.
b. Hisyam I, berhasil menegakkan hukum Islam.c. Hakam I, sebagai pembaharu bidang militer.
d. Abdurrahman al-Ausath, penguasa yang cinta ilmu.
e. Muhammad bin Abdurrahman
f. Munzir bin Muhammad
g. Abdullah bin Muhammad
Pada abad ke-9, stabilitas negara terganggu akibat gerakan Martyrdom Kristen fanatik yang mencari kesyahidan.Namun pihak Gereja tidak mendukung gerakan itu karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan beragama. Pemerintah menyediakan peradilan hukum khusus Kristen dan tidak dihalangi untuk bekerja sebagai pegawai pada instansi militer. Gangguan juga timbul akibat pemberontak di Toledo, percobaan revolusi yang dipimpin Hafshun yang berpusat di pegunungan dekat Malaga, serta perselisihan orang Barbar dan Arab.
Dimulai oleh Abdurrahman an-Nashir, Spanyol di bawah pemerintahan bergelar Khalifah (mulai tahun 929 M). Bermula dari berita terbunuhnya Khalifah al-Muqtadir oleh pengawalnya sendiri, menurutnya ini saat yang tepat untuk memakai gelar Khalifah setelah 150 tahun lebih hilang dari kekuasaan Bani Umayyah. Khalifah yang memerintah pada periode ini antara lain:
a. Abdurrahman al-Nashir (912-961 M) mencapai puncak kemajuan menyaingi kemajuan Daulah Bani Abbasiyah di Baghdad. Ia mendirikan Universitas Cordova yang perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku.
b. Hakam II (961-976 M) seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Masyarakat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran karena pembangunan yang berlangsung cepat.
c. Hisyam II (976-1009 M) naik tahta pada usia sebelas tahun. Ia menunjuk Ibn Abi ‘Amir (al-Manshur Billah) sebagai pemegang kekuasaan mutlak. Ia sangat ambisius dalam melebarkan kekuasaannya. Ia wafat tahun 1002 M dan digantikan anaknya, al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan kekuasaan. Setelah wafat tahun 1008 M, digantikan adiknya yang tidak memiliki kualitas sehingga negara menjadi kacau dan hancur sehingga muncul kerajaan-kerajaan kecil. Hisyam II mengundurkan diri tahun 1009 M dan tahun 1013 M Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapus jabatan Khalifah.
4. Periode Keempat (1013-108 6 M)
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan al-Muluk ath Thawaif (raja-raja golongan) berpusat di Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Konflik internal antar raja terjadi dan mereka yang bertikai sering meminta bantuan raja-raja Kristen.Orang-orang Kristen yang melihat kelemahan ini pun memulai inisiatif penyerangan. Meski situasi politik tidak stabil, namun pendidikan dan peradaban terus berkembang karena para sarjana dan sastrawan terlindungi dari satu istana ke istana lain.
Meski terpecah dalam beberapa negara, terdapat kekuatan dominan yaitu Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun didirikan Yusuf bin Tasyfin di Afrika Utara. Memasuki Spanyol tahun 1086 M dengan mengalahkan pasukan Castilia. Perpecahan di kalangan Muslim menyebabkan Yusuf bin Tasyfin mudah menguasai Spanyol. Tahun 1143 M kekuasaannya berakhir karena para penggantinya lemah dan diganti DInasti Muwahhidun yang didirikan Muhammad bin Tumart tahun 1146 M. Untuk beberapa decade mengalami kemajuan dan setelah itu mengalami kemunduran akibat serangan tentara Kristen di Las Navas de Tolessa 1212 M, di Cordova 1238 M, dan Seville 1248 M. Seluruh kekuasaan Islam lepas kecuali Granada.
Granada dikuasai Bani Ahmar (1232-1492 M) dan mengalami kemajuan peradabanseperti masa Abdurrahman al-Nashir.Namun secara politik mereka lemah karena perebutan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad tidak senang pada ayahnya yang menunjuk anaknya yang lain menggantikan sebagai raja. Ayahnya terbunuh dan diganti Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah pun meminta bantuan Raja Ferdinand dan Isabella yang akhirnya ia naik tahta. Namun Ferdinand dan Isabella ingin merebut kekuasaan Islam dan dengan terus menyerang kekuasaan Islam.Abu Abdullah menyerah dan hijrah ke Afrika Utara.Umat Islam dihadapkan dua pilihan yakni masuk Kristen atau pergi dari Spanyol.Tahun 1609 M tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
KEMAJUAN PERADABAN
Di antara kemajuan yang bahkan memengaruhi Eropa yaitu:
1. Kemajuan Intelektual Filsafat
Dikembangkan abad ke-9 selama pemerintahan Mihammad bin Abdurrahman. Tokohnya adalah: Abu Bakar Muhammad bin al-Sayigh (Ibn Bajjah). Masalah yang dikemukakan bersifat etis dan eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid Abu Bakar bin Thufail. Karyanya: Hay ibn Yaqzhan.Ibn Rusyd, menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dengan cermat dan hati-hati dalam menyelaraskan antara filsafat dan agama. Sains Abbas bin Farnas ahli kimia dan astronomi. Ialah penemu pembuatan kaca dari batu.Ibrahim al-Naqqash ahli astronomi. Ia dapat menentukan waktu gerhana matahari, membuat teropong, dan dapat menentuklan jarak antara tata surya dan bintang- bintang.Ahmad bin Ibas dari Cordova merupakan ahli farmasi.
Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz, dua ahli kedokteran dari kalangan wanita.Ibn Jubair, menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterranea dan Sicilia.Ibn Batutah, menulis tentang negeri Samudera Pasai dan Cina Ibn Khaldun, perumus filsafat sejarah. Fiqh Ziyad bin Abdurrahman yang memperkenalkan mazhab Maliki.Ibn Yahya yang menjadi Qadhi.Abu Bakrbin al-Quthiyah Munzir bin Sa’id al-Baluthi Ibn Hazm Musik dan Seni al-Hasan bin Nafi, sang penggubah lagu yang dijuluki Zaryab Bahasa dan Sastra Ibn SayyidihIbn Malik, pengarang Alfiyah Ibn Khuruf Ibn al-Hajj Abu Ali al-Isybili Abu Hasan bin Usfur Abu Hayyan al-Gharnathi.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
· Perdagangan: pembangunan jalan raya dan pasar
· Pertanian: sistem irigasi dengan dam untuk mengecek curah air, waduk untuk konservasi, dan pengaturan hidrolik dengan water wheel (roda air).
· Industri: tekstil, kayu, kulit, logam, barang-barang tembikar.
· Pembangunan kota: Cordova
· Pembangunan jembatan dan taman, istana Damsik, masjid , tempat pemandian dan perkampungan yang indah. Granada Terdapat istana al-Hamra yang indah dan megah, istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda, dan lain- lain.
Faktor-faktor Pendukung Kemajuan:
Penguasa kuat dan berwibawa seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Ausath dan Abdurrahman al-Nashir.Penguasa yang mempelopori kegiatan ilmiah seperti Muhammad bin Abdurrahman dan Hakam II al-Muntashir Toleransi beragama antara umat Islam dengan non-Islam seperti orang Kristen dan orang Yahudi. Banyak sarjana yang mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam sampai wilayah ujung timur sambil membawa buku dan gagasannya.Meski umat Islam terpecah dalam politik, namun terdapat kesatuan budaya di dunia islam. Setiiap dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Seville, Granada berusaha menyaingi Cordova, memajukan peradaban.
PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
1. Konflik Islam dan Kristen Penguasa muslim tidak melakukan islamisasi dengan sempurna. Kerajaan taklukannya dibiarkan mempertahankan hukum, adat dan hirarki tradisional asal tidak ada perlawanan senjata.Kehadiran Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang Spanyol Kristen.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu Bani Umayyah di Spanyol tidak pernah menerima orang-orang pribumi dengan memberi istilah ‘Ibad dan Muwalladun pada para mukallaf sehinggga dinilai merendahkan akibatnya kelompok etnis non Arab sering merusak perdamaian. Tidak ada ideologi yang dapat memberi makna persatuan.
3. Kesulitan Ekonomi Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan sangat serius sehinggga lalai membina perekonomian.
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan Karena perebutan kekuasaan, Muluk ath-Thawaif muncul. Granada yang jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella juga karena permasalahan ini
5. Keterpencilan Spanyol Islam selalu berjuang sendirian tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika utara sehingga tidak ada kekuatan alternatif yang membendung kebangkitan Kristen
PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA
Pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M) mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam yang menuntut kebebasan berpikir dan melepaskan belenggu taklid terhadap pantheisme dan antromorphoisme Kristen. Berawal dari gerakan Averroes-isme ini lahir reformasi abad ke-16 dan rasionalisme pada abad ke-17 M. buku-buku Ibn Rusyd di cetak di Vinesia. Terus banyak pemuda-pemuda Kristen Eropa belajar di Universitas Islam di Spanyol, seperti: Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Mereka menerjemahkan buku-buku karaya ilmuan muslim. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan Sekolah dan Universitas yang sama. Mereka memasukkan ilmu-ilmu seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Yang paling banyak dipelajari yaitu pemikiran al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam menimbulkan gerakan kebangkitan (Renaissance) pada abad ke-14 bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17 dan pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18 M. Akhirnya umat Islam terusir dari negeri Spanyol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar